Tampilkan postingan dengan label ASKUR ZAIN 1971-1978. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ASKUR ZAIN 1971-1978. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Februari 2011

ASKUR ZAIN 1971-1978

ASKUR ZAIN


Lahir Sabtu, 15 Maret 1941di Ketapang. Pendidikan : lulus SLA. Ikut kursus yang diadakan oleh JUFA untuk bidang acting, script & Pembantu Sutradara. Kemudian beberapa saat kuliah di ATNI (Akademi Teater Nasional).Askur pernah mencoba menjadi pemain, kemudian pindah menjadi karyawan. Berganti-ganti bidang dari mulai Pencatat, Script lalu Pimpinan Unit, Pembantu Sutradara, terakhir menjadi sutradara lewat film-filmnya.

DOSA DI ATAS DOSA 1973 ASKUR ZAIN
Director
TJISDANE 1971 ASKUR ZAIN
Director
M-5 1978 ASKUR ZAIN
Director
MANTILI SI PEMBUNUH 1972 ASKUR ZAIN
Director

MANTILI SI PEMBUNUH / 1972

MANTILI SI PEMBUNUH

Disutradarai Bersama BZ Kadaryono dan Askur Zain.


Mantili (Jefry Sani) berusaha melepaskan rakyat desanya dari pemerasan tua tanah Sarbini (Hdisjam Tahax). Karena usaha ini maka Sarbini berusaha menyingkirkan Mantili dengan berbagai cara licik. Antara lain Mantili dituduh membunuh anak buah Sarbini dalam sebuah pesta yang berakhir dengan keributan. 
 
Mantili lalu dibuang ke luar desa dan pemerasan berlangsung lancar. Beberapa tahun kemudian, Mantili pulang. Meski ia tak berniat balas dendam, tapi karena Sarbini mengerahkan pembunuh-pembunuh bayaran, maka pertarungan tak terelakkan. Mantili disiksa. Muncul teman seperguruannya yang bersama rakyat lalu membasmi komplotan Sarbini dkk.
 P.T. MUJI KAMULYAN SAKTI FILM

DIAN ANGGRIANIE D
JEFFRY SANI
HADISJAM TAHAX
FARA NOOR
SYAMSUDIN SYAFEI
SUKARNO M. NOOR
DOLF DAMORA
ATY CANCER

M-5 (MENANTANG MAUT) / 1978

M-5
 

Bedor, Bendot dan Bagus adalah sopir-sopir truk yang hidupnya akrab dengan dunia "molimo" yaitu main perempuan, berjudi, madat, minuman keras dan mencuri.
 
Di pangkalan truk jarak jauh seperti Kartosuro Jawa Tengah dan lain-lain,mereka tak terlepas dari perbuatan haram itu. Berawal dari masalah kecil, sering terjadi keributan, bahkan pembunuhan di tempat mereka berkumpul. Bandot yang menyadari perbuatannya selama ini tidak baik, sering berkonsultasi ke dokter tentang kesehatannya, selalu gagal mencoba kembali ke kebaikan karena pengaruh lingkungannya. Kepergian kekasihnya dengan lelaki lain membuat Bandot frustasi dan berakhir dengan kehidupan di dalam terali besi.
 P.T. ANURAGA FILM

SUSANNA CAECILIA
HENDRA CIPTA
MOH MOCHTAR
NARULITA HARDY
AGUS RAMLAN
MUSSOLINI MUSLICH
RUDY SALAM
PARTO TEGAL
S. BAGIO
KARDJO AC-DC
DHALIA
ENNY HARYONO

DOSA DI ATAS DOSA / 1973

DOSA DI ATAS DOSA


Film ini di sutradarai oleh Askur Zain dan Bambang Irawan.
Atas persetujuan orang tua kedua pihak, Hanny dijodohkan dengan dr. Iwan. Pasangan ini mengalami konflik hebat. Diawali dari kecemburuan Iwan saat melihat istrinya melantai bersama Johnny, dan menimbulkan perkelahian antara Iwan dan Johnny. 
 
Sejak peristiwa itu, Hanny lari menjumpai Johnny, seorang pemimpin geng "Dosa di atas Dosa". Henny di bawa ke markas geng. Barulah Henny sadar siapa Johnny yang sebenarnya, apalagi setelah tahu ada gadis lain selain dia yang menjadi korban. Hanny meloloskan diri. Polisi juga berhasil membongkar komplotan Johnny. Hanny tewas dalam suatu kecelakaan sementara Johnny meringkuk di penjara
 P.T. BINARAYA FILM
AGORA FILM

EMILIA CONTESSA
FRANS DAROMEZ
IWAN TARUNA
KOMALASARI
HERRY HERMAWAN
SHERLEY PARENGKUAN
M. PANDJI ANOM
RD MOCHTAR

TJISDANE / 1971

 

Menuruti pesan ibu saat meninggal dan gurunya, Sugala (Toto Hadiprawiro)  mencari kakaknya, Sugali (Fara Noor), yang pergi dari rumah karena tak  tahan akan kekejaman pemerasan tuan tanah dan Belanda yang menyebabkan  ayahnya meninggal. Sugala bergabung dengan gerombolan Mat Gerong  (Menzano), perampok besar. Sugali pun akhirnya ikut dalam gerombolan  itu. Pacar Sugala, Nilam (Farida Arriany) adalah putri Mat Gerong, yang  suka ganti-ganti pacar, termasuk mencoba merayu Sugali, hingga  kakak-adik sempat bentrok. Padahal Sugali sudah punya pacar, Rani (Ully  Artha), yang entah bagaimana tahu-tahu dikawinkan ayah tirinya, bupati  yang sama sekali tak diketahui Sugali, dengan seorang pemuda Belanda.  Melihat Nilam yang selalu serong, akhirnya Sugali mengobrak-abrik markas  gerombolannya sendiri dan bersama Sugala bertempur melawan Mat Gerong.  Sugali dan Nilam mati, sementara Sugala yang terluka kembali ke desa  bersama Rani. Banyak sekali ketidakjelasan dalam jalan ceritanya.

Oh,  kotornya dunia
ARKIAN, maka adalah seorang ibu pada suatu hari berpesan kepada anaknja jang berlumuran lumpur: "Dunia memang kotor tapi djangan engkau jang  djadi penjebabnja tjutjilah lenganmu bila engkau menjentuhnja".  Malangnja, djustru pembuat film tentang kekotoran dunia itu sendiri  jang lalai terhadap pesan tokohnja. Akibatnja tjukup lumajan.  Menurut sinopsisnja, seharusnja sutradara Askur Zain membuat tjerita  tentang penindasan seorang lurah jang menjebabkan kematian seorang  ajah dari dua orang anak jang     kemudian sama sama djadi djagoan  setelah berpisah lama. 
 
Sang adik kemudian mentjari kakaknja jang ternjata sudah mendjadi anggota suatu gerombolan djahat. Melalui berbagai pertarungan, persatuan kembali dua saudara itu terdjadi  djuga, meskipun sang kakak harus menutup mata diachir tjerita. Collage. Tapi buat sutradara baru ini, tjerita jang harus dipindahkannja kedalam selluloid nampaknja sulit dirapikannja. Kelihatannja ia dipermainkan para penulis skenario jang konon terdiri dari beberapa orang. 
 
Keadaan matjani itulah jang mendjadikan  film Tjisadane itu tjdak lebih dari sebuah  tempel-tempelan.  Artistik? Barangkali terlalu mewah membawa-bawa soal artistik  disini. Terpaksa harus diseret kemari penanggalan tahun 1972. Orang  boleh menganggap rendah film-film dongeng matjam Bawang Merab Bawang  Putib buatan Golden Arrow diawal     tahun 50-an. Tapi bahkan film tua  hitam putih itupun masih mempunjai logika tjerita, jang sulit  tertemukan dalam film berwarna produksi pertama Fa. 

Tati & Sons  Film ini.
Skenarionja berdjalan sesuai dengan obsesi masa ketjil para  penulisnja. Tjara memfilmkannjapun tjukup tinggi deradjat amatirismenja. Disana bisa ditemukan apa sadja jang lagi laris sekarang: kekerasan, sex, silat, tari setengah telandjang maupun seperempat, djoget maupun sihir, pakaian Djakarta maupun Djawa, kalung mutiara maupun kalung Bangkok, tirai kain ataupun plastik. Artha. Walhasil, bagi mereka jang ingin melihat tjontoh jang baik  dari sebuah film jang tjuma memenuhi persjaratan administratif,  inilah dia barang jang paling tepat. Meskipun menggunakan lajar  lebar lengkap dengan warna-wami, tapi dalam satu bidikan kamera  sadja stabilitas tjahaja hampir tidak pernah dipertahankan.  Pemotretan jang dilakukan djuru kamera Kosnen tidak djarang malah menambah bingung penontonnja: adakah sebuah adegan itu berlangsung  siang atau nialam, ataukah dari siang hingga malam? Disini djuga ada  G.RW. Sinsu, tapi musiknja tidak seperti ketika masih di Perfini.  Ada djuga sjair tjiptaan sutradara, tapi dinjanjikan dengan sumbang  dan memang terlalu ditjari-tjari hubungannja dengan kali Tjisadane  jang djuga ditjari-tjari hubungannja dengan kisah film ini. Kehadiran Farida Arriani maupun Menzano apalagi Fara Noor, sama sekali tidak berhasil mendjadi djuru selamat. Film ini djuga menampilkan seorang Miss Teen-Agers jang bernama Ully Artha, tapi  begitulah.