Tampilkan postingan dengan label DANU UMBARA / DANY UMBARA 1966-1984. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DANU UMBARA / DANY UMBARA 1966-1984. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Februari 2011

DANU UMBARA / DANY UMBARA 1966-1984

DANU UMBARA


Mohamad Danu Umbara lahir di Cirebon pada tanggal 23 Maret 1943. Ia mendapat pendidikan film di Workshop Kino, dan bekerja pada film Maut 1962 Mendjelang Magrib sebagai asisten kepala unit. Film pertamanya adalah Fadjar Ditengah Kabut (1966) yang ia baik menulis dan diarahkan. Film ini juga dibintangi Ratno Timoer dan Jopi Burnama yang akan keduanya pergi untuk menjadi direksi didirikan di kanan mereka sendiri. 

Dia mendirikan perusahaan produksi sendiri PT Umbara Film dengan saudaranya dan banyak menghasilkan film awal, tapi dengan akhir tahun 1970 telah berubah kepada perusahaan yang didirikan untuk mengarahkan kerja. Film tahun 1980 karya-Nya Lima Cewek Jagoan (Five Deadly Angels) dibuat dengan Punjabi Brothers (PT Tiga Cakra Film) paling dikenal untuk pemirsa di luar Indonesia.


BUNGA CINTA KASIH 1981 DANU UMBARA
Director
PENGEJARAN KE NERAKA 1971 DANU UMBARA
Actor.Director
PENGEJARAN KE NARAKA 1972 DANU UMBARA
Director
LELAKI SEJATI 1984 DANU UMBARA
Director
CEWEK JAGOAN BERAKSI KEMBALI 1981 DANU UMBARA
Director
KINI KAU KEMBALI 1966 DANU UMBARA
Director
FIRE OF VENGEANCE 1983 DANU UMBARA
Director
LIMA CEWEK JAGOAN 1980 DANU UMBARA
Director
DJALANG 1970 DANU UMBARA
Actor.Director
PERAWAN RIMBA 1982 DANU UMBARA
Director
KERINDUAN 1979 DANU UMBARA
Director
FADJAR DITENGAH KABUT 1966 DANU UMBARA
Director
FIVE DEADLY ANGELS 1982 DANU UMBARA
Director
PERHITUNGAN TERAKHIR 1982 DANU UMBARA
Director
SENGGOL-SENGGOLAN 1980 DANU UMBARA
Director
PENAGIH DADAH 1977 MAT SENTUL
Actor
2 X 24 DJAM 1967 DANU UMBARA
Director
DILIHAT BOLEH DIPEGANG JANGAN 1983 DANU UMBARA
Director.

LELAKI SEJATI / 1984

 

Hendra (Johan Saimima), guru bela diri, bertekad mencari sendiri dua pemuda yang membunuh istrinya, Tuti (Tuty Wasiat) secara sadis, dalam sebuah usaha perkosaan. Dengan petunjuk kunci kontak sebuah kendaraan, Hendra tahu siapa penjahat itu: Parlan Antonio Subrata (Avent Christie), adik sahabat lamanya, Alexander Subrata (Yan Bastian), yang kini jadi pimpinan kelompok penjahat yang juga dicari-cari polisi.

Dalam perjalanan mencari penjahat, ia sempat menolong orang yang sedang dikeroyok berandal lain, yang kemudian diketahui sebagai anak buah Parlan. Alex didatangi oleh Hendra. Ia mengutarakan niatnya. Alex memihak Parlan, karena diancam akan dibongkar kejahatannya. Hendra dibantu oleh Linda (Fenny Bauty), kekasih Alex dan Parlan sekaligus, Linda yang pernah dibantu Hendra saat mobilnya mogok di hutan, juga ingin balas dendam.

Kebetulan pula Sersan Erna (Erna Santoso) yang juga mencari Parlan dan Alex menemukan jejak penjahat itu dengan menguntit Hendra. Alex terluka ditembak oleh Linda, sementara Parlan dibekuk oleh Hendra.
 P.T. INEM FILM

ANNA TAIRAS
JOHAN SAIMIMA
YAN BASTIAN
TUTY WASIAT
AVENT CHRISTIE
ROBERT SANTOSO
ASEP SUPARMAN
WATY SIREGAR
SIMON PS
ALWI AS

DILIHAT BOLEH DIPEGANG JANGAN / 1983

DILIHAT BOLEH DIPEGANG JANGAN


Sejak kecil, Jacky (Jacky Zimah) hidup dan dibesarkan di desa oleh keluarga kakeknya. Setelah cukup dewasa Jacky diambil lagi oleh ibunya dan hidup sebagai orang kota. Kelakuan Jacky di kota banyak mengundang perhatian orang, karena dianggap terlalu lugu dan menjadi lucu. Sedang Jacky merasa tetap biasa-biasa saja. Rita (Rita Sugiarto), seorang gadis kota, mempunyai penilaian lain terhadap Jacky. Hal itu terbukti di depan mata Rita, saat Jacky berhasil mendamaikan orang yang sedang berselisih. Jacky sebenarnya memang orang yang jujur dan berani. Rita pun semakin simpati dan menjurus ke jatuh cinta. Tetapi Jacky kemudian menghilang, ketika simpati Rita mulai berkobar padanya.

BUNGA CINTA KASIH / 1981

BUNGA CINTA KASIH


Gita (Astri Ivo), anak keluarga terpandang, dan Trisna (Rano Karno), anak janda yang harus kos di kota untuk sekolah, terpilih sebagai ketua dan wakil ketua kelas. Gita diam-diam menaruh hati pada Trisna yang berhasil menaklukkan murid badung di kelas itu, dan membantu meningkatkan kawan terbelakang, Idrus (Junaedy Salat), yang harus menarik becak untuk biaya sekolahnya. Suatu hari datang guru bahasa Inggris baru, Maria (Debby Cynthia Dewi), yang menganakemaskan Trisna, karena sangat mirip dengan adik kandungnya yang meninggal karena kecelakaan.

Waktu liburan kenaikan kelas, Maria meneruskan kuliah, Trisna pulang kampung. Tanpa dinyana, ternyata jumpa lagi dengan Gita yang orang tuanya membeli tanah ibu Trisna untuk biaya sekolah anaknya. Ketahuan bahwa Trisna-Gita pacaran. Ayah Gita marah besar, hingga membuat bingung Gita dan ibunya. Trisna menerima saja, sampai suatu saat ia memergoki ayah Gita itu ternyata pacaran lagi dengan Maria. Dari gelagat dan sikap Trisna dalam pertemuan tak terduga itu, Maria punya firasat dan lalu mencari informasi, hingga dia memutuskan hubungannya dengan ayah Gita, yang kemudian berbalik baik dengan Trisna dan juga berbaik kembali dengan keluarganya, yang dari awal digambarkan bahagia terus. Ketika ditanya alasannya kenapa tiba-tiba baik terhadap Trisna, ayah ini dengan enteng menjawab untuk menguji.
 P.T. PARKIT FILM

ASTRI IVO
RANO KARNO
HILDA FARISTA
TINO KARNO
JUNAEDY SALAT
DEBBY CYNTHIA DEWI
ELLYA ROSA
NANI WIDJAJA
SIMON CADER
PONG HARDJATMO
KAHARUDDIN SYAH
MOH MOCHTAR

SENGGOL-SENGGOLAN / 1980

 

Elvi (Elvy Sukaesih) dan adiknya Adi (David R. Purba), yang sudah lama ditinggal ibunya, ditinggal ayahnya pula yang kecelakaan akibat terguncang oleh kenakalan Adi. Rumah tempat tinggalnya juga harus ditinggalkan, karena milik pabrik tempat ayahnya kerja. Elvi dan Adi lalu ke Jakarta untuk mencari alamat Johny (Dorman Borisman), promotor pertunjukan yang pernah mengadakan pentas di desanya. Johny kagum pada bakat Elvi, yang saat itu diminta menyanyi. Sesampai di Jakarta Elvi dan Adi terpisah. Adi mencoba hidup sendiri mirip gelandangan, sementara Elvi secara sangat kebetulan jumpa dengan Johny. Ia lalu diperkenalkan pada produsernya, Dicky (Robby Sugara), yang tengah bingung menghadapi penyanyi sakit, padahal sudah harus pentas. Elvi mengganti, sukses, masuk rekaman, sukses.

Dicky mulai menaruh hati dan mengajak kawin. Elvi minta ditunda dulu sampai ketemu adiknya. Padahal Elvi dan Adi ini sebenarnya sudah berkali-kali nyaris ketemu, karena Adi bersahabat dengan sopir Dicky, yang suatu saat melihat Adi tertabrak mobil dan membawanya ke rumah sakit. Pencarian sukar dilakukan, sampai Johny akhirnya bisa menemukan foto waktu pentas di desa, di mana ada Adi. Dicky minta pada sopirnya untuk menggandakan foto itu untuk memudahkan pencarian. Sang sopir langsung membawa Elvi dan Dicky ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, ternyata Adi lari, karena takut tak bisa bayar, padahal matanya dibalut untuk persiapan operasi. Ia tak tahu masuk lift yang membawanya ke atas, dan keluar di atap rumah sakit, sampai hampir terjatuh. Untung Dicky berhasil menyelamatkan.

PENGEJARAN KE NARAKA / 1971

 

Agastani (Danu Umbara) mengawini Lia (Widyasari), gadis yang dirusak seorang pemuda bejad yang ternyata juga penjahat besar. Bahkan seluruh film menjadi kisah antara Agastani dan sang penjahat tadi. Lia dibunuh sementara anaknya, Indra (Mark Suncar) diculik dan dijadikan penjahat besar juga. Agastani bermula ingin membalas dendam, tapi atas nasehat kakak Lia, ia malah jadi ulama di Kuala Lumpur. Akhirnya toh dendam terpuaskan juga. Lokasi shootingnya macam-macam: Sidney, Singapura, Kuala Lumpur, Jakarta. Jalan ceritanya sendiri tidak jelas. Dialog penuh dengan kata-kata "besar".

2 X 24 DJAM / Dua Kali Duapuluh Empat Djam / 1967

 

Rumah Norman dirampok, tapi perampoknya langsung tertangkap karena mobilnya menubruk gedung, yaitu Bing (Bing Slamet), suami Hayati (Hajati), yang bekas tunangan Norman. Agar Bing tidak "bernyanyi" di tahanan polisi, maka anak dan istrinya diculik pimpinan perampok, Wikarta (Menzano), yang dicintainya tapi kalah oleh Bing. Kesempatan ini digunakan Wikarta untuk merebut Hayati. Norman yang dirampok, lalu bergerak sendiri bersama Godfried, brandalan yang sudah insyaf. Polisi pun menentukan target: 2 kali 24 jam. Setelah penyergapan selesai, terbukti bahwa Bing dipaksa merampok karena kalah berjudi.

FADJAR DITENGAH KABUT / 1966

 

Sepeninggal ayahnya, Sarkam (Nick Djajaningrat) sebagai anak tertua menjadi kepala keluarga. Ia menghidupi keempat adik dan ibunya sebagai promotor pertunjukan. Ia berambisi menguasai seluruh bisnis pertunjukan ini. Pertama-tama ia mengeksploitasi Eti (Nani Sumardji). Ketika Eti pergi karena tak mau diikat, Sarkam lalu mengeksploitasi adik bungsunya, Fenty (Fenty Effendi), yang pandai menyanyi. Pertunjukan sukses, tapi keluarga tercerai-berai. Yahya (Ratno Timoer), adiknya, yang kehilangan pegangan, tanpa sadar terseret dan diperalat bajingan, yang juga ingin menghancurkan sukses Sarkam. Untung adik yang lain Rasid (Frank Rorimpandey), punya usaha bengkel. Liku-liku masalah keluarga ini akhirnya terselesaikan. Ibu mereka (Rita Zahara) yang sakit dan beristirahat di daerah pegunungan, kembali sehat dan pulang ke rumah.

KINI KAU KEMBALI / 1966

 
 

DJALANG (Penjebar Maksiat) / 1970

 

Karena dikhianati pacarnya, Kun Eng (Ida Abdi) dan kematian ayahnya, Beno (Danu Umbara) jadi membenci masyarakat dan pergi ke Jakarta. Ia lalu suka mengganggu istri orang, di antaranya, Yulia (Farida Arriany), istri seorang jaksa, Isbandi (Sukarno M. Noor). Karena kepergok, lalu Beno dan Yulia diusir. Dendam makin membara karena pekerjaan tak bisa didapat. Maka jalan kejahatan yang dipilih, sampai tiba-tiba mampu mengorganisir pemuda brandalan. Dikisahkan pula, anak Isbandi-Yulia, Hilda (Ida Nursally), lari dari rumah dan jadi salah satu pentolan gerombolan Beno, tanpa ketemu dengan ibunya. Kisah berakhir dengan terjungkirnya mobil Beno saat dikejar polisi. Ia mati dalam keadaan berpegangan tangan dengan Kun Eng, yang ditemukannya disia-siakan suaminya. Sebuah film yang jalannya tanpa sebab-akibat, bahkan tanpa alasan, hingga membuat bingung. Dan kata-kata besar bak slogan selalu jadi kesenangan sutradara seperti juga tampak dalam film-film berikutnya. Film ini bagai kumpulan adegan tanpa kesatuan.
 P.T. UMBARA FILM

DANU UMBARA
FARIDA ARRIANY
SUKARNO M. NOOR
SSRI HARTO
RATNO TIMOER
SUZAN TOLANI
IDA NURSALLY
IDA ABDI

News
16 Oktober 1971
Kaliwat jalang
FILM pertama Danu Umbara memang tidak pertjuma bernama Djalang (nama lain: Penjebar Maksiat). Disitu digambar kan anak muda jang membentji masjarakat hanja lantaran patjarnja, Kun Eng, seorang amoy, dipaksa kawin dengan pemuda Tjina djuga. Maka itu anak muda jang bernama Beno terpaksa meninggalkan kampung dan keluarganja untuk achirnja tiba di Djakarta. Dendamnja kepada masjarakat mendapatkan bentuk pertama ketika ia bertjinta dengan istri seorang djaksa jang beranak dua. Tidak djelas bagaimana, tapi tibatiba istri itu sudah dibawa oleh Beno keluar dari rumahnja setelah hubungan intens mereka ketahuan suami. Film biru. Kehidupan tak menentu bersama istri orang lain itu memaksanja untuk menerima tawaran mendjadi bandit. Tapi tahu-tahu Beno sudah djadi kepala bandit jang tidak tanggung-tanggung. Anak buahnja tidak hanja merampok dan memeras, tapi djuga membunuh menjelundup (dan bajangkan: jang diselundupkan adalah gandja, film biru, gambar-gambar tjabul dan barang-barang serem lainnja) dan mendjual gadis ke dalam dan keluar negeri. Seperti biasanja, semua kekedjaman dan kedjahatan akan berachir dengan kekalahan pada saat kebenaran tiba. Dan kebenaran jang telah didjandjikan almarhum ajah Beno itupun tiba, orang jang membentji masjarakat itu menemui adjalnja pada suatu ketjelakaan mobil setelah dengan sengit berada dalam kedjaran kendaraan polisi jang barangkali lebih menenteramkan perdjalanan roh sang Beno adalah matinja dalam keadaan berpegangan tangan dengan Kun Eng tertjinta, jang kemudian di temukan kembali setelah disia-siakan suaminja, untuk achirnja mendjadi perempuan lesbian bagi njonja djaksa jang dilarikan si-pembentji masjarakat. 
 
Bandit. Sebenarnja bukan tjuma itu jang dikisahkan Danu Umbara dalam film pertamanja ini. Disana djuga ada kisah tentang keluarga djaksa (Soekarno ocr) jang berantakan karena ditinggal istri. Anak perempuannja melarikan diri dalam keadaan sakit pajah tanpa di ketahui alasannja. Dan anak perempuan jang bemama Hilda (Ida Nursally) itu achirnja mendjadi anggota gerombolan bandit Beno, jang aneh bin adjaib, tidak pula sempat ketemu ibunja jang nota bene merupakan salah seorang pemimpin grup bandit tersebut. Kisah koruptor berkepala botak djuga ada. Maka inilah Hamidy T. Djamil bermain sebagai koruptor jang achirnja terseret kedepan pengadilan Sebeh itu, meskipun menpunjai istri jang tidak djelek sehari-harinja dikenal sebagai Nurhaningsih, Hamidy toch tidak membuang kesempatan untuk bermain tjinta dengan gula-gula jang bernama Susan Tolany. Tidak djelas, apakah Tolany satu ini djuga anak buah mas Beno, kendatipun achirnja sang koruptor terperas gara-gara foto indehoynja dengan Susan. Serem. Tentu sadja tidak ketinggalan adegan-adegan berkelahi pukul-pukulan serta tembak-tembakan. Bahkan kadang-kadang sampai berlebihan. Dan kawan beradu kawanpun terdjadilah ketika Rudy harus menantang Burhan pada tempat jang serem pula, meskipun achirnja adegan seru itu tjuma untuk lebih mendjalangkan kisah si-penjebar maksiat. Ada djuga tabrakan mobil, tapi tidak djelas achirnja. Walhasil, film ini sepintas lalu memang menggambarkan kedjalangan. 

Tjuma sadja kedjalangan matjam jang di gambarkan Danu Umbara ini tidak lebih dari chajalan anak baik tentang kedjalangan jang tentu sadja tidak pernah di kenalnja. Begitu besarnja hasrat sutradara muda dan bintang film Danu ini menggambarkan kedjalangan, sampai ia lupa menjertakan alasan bagi banjak peristiwa dalam filmnja. Mungkin sekali seseorang jang patah tjinta tiba pada keputus-asaan matjam Beno itu. Tapi penonton toch ingin tahu, tjinta matjam apa itu: kok dengan mudah Kung Eng (Ida Abdi) meninggalkan Beno pada saat mereka telah memutuskan untuk lari dari desa. Dan istri djaksa (Farida Arryani) jang tiba-tiba sudah dalam losmen bersama Beno, bukannja tidak membingungkan. Apakah lari atau diusir oleh suaminja. Dan andaikata keduanja benar, maka sang istri itu toch punja anak, dan persoalan jang timbul akibat perpisahan keluarga itu sama sekali dianggap sepi. Meluruskan. Walhasil, film Djalang ini -- sebagaimana kebanjakan film Indonesia tetap mempunjai segi menarik: melatih para penontonnja meluruskan hal-hal bengkok jang disadjikan senam seenaknja oleh sang sutradara. Kali ini tidak seluruhnja seenaknja, sebab nampaknja memang dengan sadar beberapa lompatan dibikin. Konon Umbara pernah berkata: "Saja tidak mau bikin film jang bertele-tele, dimana digambarkan orang membuka pintu, masuk, senjum-senjum untuk kemudian bertanja, 'Apa kabar"'. Tapi itu toch tidak berarti bahwa ia boleh memilih bagian jang di senanginja dari rentetan kedjadian tanpa memberi kesempatan kepada penonton untuk tahu kenapa demikian djadinja. Harus diakui bahwa usahanja untuk lain daripada lain, kali ini belum menolong Umbara. Akibatnja tjukup parah: film ini bagaikan kumpulan adegan jang tidak beres kesatuannja. Dan semuanja itu di tambah parah oleh dialog jang terlalu ingin mejakinkan penonton akan kedjalangan Beno, sampai-sampai Tuhan-pun diingkari dan jang maha esa itu terpaksa kirim telegram dengan tulisan Arab jang djelas terbatja dilangit lepas.

PERHITUNGAN TERAKHIR (Fire Of Vengeance) / 1982

 
 
 
 
 
Suami Windy (Tuty Wasiat), Johan (Barry Prima) dibunuh komplotan pembunuh bayaran, saat-saat mereka masih menikmati masa bulan madunya. Komplotan itu dipimpin Handoko (George Rudy). Handoko memerintahkan agar janda muda ini ditangkap hidup-hidup, dengan antara lain menyuruh kekasihnya yang ternyata sahabat Windy, yaitu Hany (Enny Haryono).

Adegan tiba-tiba melompat: Windy berguru pada ustad Harun, yang juga guru ayahnya. Setelah lulus Windy kembali untuk mencari pembunuh suaminya. Ia menyamar jadi supir taksi, dan membantu polisi meringkus berbagai penjahat, sampai dia terperangkap. Lalu ada serombongan gadis jagoan membebaskannya. Di sini muncul lagi Hany, yang ternyata adalah polisi yang sudah lama disusupkan ke komplotan Handoko. Mereka berdua lalu mengobrak-abrik markas Handoko, tapi terperangkap lagi. Mereka berhasil lolos dan meloloskan tawanan Handoko dan mengalami berbagai pertempuran dan perangkap seram, sebelum akhirnya berhasil.

P.T. PARKIT FILM

BARRY PRIMA
TUTY WASIAT
BRAM ADRIANTO
PIET PAGAU
ALWI AS
MALINO DJUNAEDY
GEORGE RUDY
EDDY HANSUDI
ENNY HARYONO
ELLYA ROSA
HADISJAM TAHAX
LINA BUDIARTI

CEWEK JAGOAN BERAKSI KEMBALI / 1981

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Rina (Debby Cynthia Dewi) dan Pinky (Dana Christina)berniat membela sahabatnya, Windy (Eva Arnaz) yang telah diperkosa Herman (Barry Prima). Pada suatu kesempatan Herman menjelaskan bahwa perbuatanya bukan atas kehendaknya sendiri tetapi mendapat tekanan dari kawanan bandit pemeras.Semula Rina dan Pinky tak percaya, tetapi karena Herman terus membuktikan dengan mencari bandit-bandit penculik dirinya, baru kemudian mereka menjadi yakin. Akhirnya dengan bantuan aparat keamanan mereka dapat menumpas bandit-bandit pemeras itu.

PERAWAN RIMBA (JUNGLE VIRGIN FORCE) / 1982



Ketika sebuah pesawat terbang jatuh di sebuah pulau terpencil, yang selamat hanya Jelita, gadis kecil berusia balita dan ayahnya. Tetapi, keduanya terpisah. Di pulau itu hidup dua kelompok suku terasing, yang belasan tahun kemudian menarik para antropolog untuk menyelidikinya. Penyelidikan pertama yang dipimpin oleh Prof. Seno mengalami kegagalan. Datang penyelidikan berikutnya dipimpin Haidar, didampingi oleh seorang Pemburu Tua. Penyelidikan ini pun nyaris gagal karena mendapat ancaman dari kelompok pemburu harta karun, yang membunuh Prof. Seno. Suatu ketika, Jelita (dewasa, Lydia Kandou) yang telah menjadi Perawan Rimba, berhasil menyelamatkan Ekspedisi Haidar yang mendapat serangan suku terasing. Peristiwa itu sekaligus mempertemukan Jelita dengan Pemburu Tua yang ternyata ayahnya, yang kemudian meninggal karena lukanya.
 
 JUNGLE VIRGIN FORCE (1982) - Film hutan Indonesia yang cerewet tentang seorang wanita pengayun pohon anggur bernama Jelita (Lidya Kandou). Dia menyelamatkan sekelompok anggota suku perempuan dari buaya pembunuh dan untuk menunjukkan penghargaan mereka, para anggota perempuan ingin menjadikannya Ratu kehormatan suku, yang tidak cocok dengan Imam Besar kurus dan anggota laki-laki lainnya. Mereka membantai sebagian besar betina, tetapi Jelita dan Ratu yang asli berhasil lolos (Ratu terlempar dari tebing, tetapi dia bangkit dan membersihkan dirinya sendiri!). Sementara itu, sekelompok mahasiswa di Jakarta telah mendapatkan peta yang akan membawa mereka ke harta karun di hutan New Guinea, yang terletak di daerah yang disebut Segitiga Kematian. 
 
Juga setelah peta adalah sekelompok penjahat yang mencoba mencuri peta tetapi, berkali-kali, tidak berhasil. Anak-anak perguruan tinggi naik pesawat ke pinggiran hutan New Guinea, di mana mereka bertemu dengan pemandu Mr. Bunyon (yang memakai topi kuning!). Dia memimpin mereka menyusuri sungai dengan kano dan hampir segera jatuh di atas air terjun (pemandu!), Memaksa mereka untuk terus berjalan kaki. Salah satu mahasiswi ditangkap oleh suku laki-laki, yang memenggal kepalanya dengan kapak batu dan diarak keliling di tiang. Para penjahat mengikuti dari belakang dan juga ditangkap oleh suku. Ketika suku tersebut menyerang para mahasiswa, Jelita langsung bertindak, tetapi suku tersebut menculik anggota perempuan Maya dan secara serius melukai Bunyon dengan tombak di punggungnya (seorang mahasiswa dengan bodoh bertanya, "Bunyon, kamu baik-baik saja?" Sementara Bunyon terbaring di sana berdarah dengan tombak pantat besar di punggungnya). Setelah menyaksikan suku tersebut memakan daging dari satu penjahat laki-laki, Jelita menyelamatkan Maya dan para penjahat lainnya dan semua orang bergabung melawan suku tersebut dan jebakan berduri di hutan. Bunyon mengakui Jelita sebagai putri yang hilang dalam kecelakaan pesawat di hutan bertahun-tahun yang lalu dan membuat para mahasiswa berjanji untuk membawanya kembali ke peradaban, tepat sebelum dia meninggal. Jelita dan salah satu mahasiswa jatuh cinta saat para penjahat merencanakan cara untuk mendapatkan peta mereka. 
 
Kesimpulannya menemukan anggota perempuan yang masih hidup melawan laki-laki untuk mengontrol suku dan mahasiswa melawan penjahat untuk menguasai peta. Hanya dua yang berhasil keluar hidup-hidup. Bisakah kamu menebak yang mana? Luar biasa bodoh, tapi lucu dalam eksekusi, JUNGLE VIRGIN FORCE adalah kesenangan tanpa berpikir yang membuat tertawa. Anggota suku laki-laki digambarkan sebagai badut yang kikuk, ketika mereka membunuh orang lain, film tersebut tiba-tiba berubah menjadi sangat serius dan berdarah. Saya terutama menyukai adegan di mana Imam Besar suku (yang dapat menembakkan petir ajaib dari ujung jarinya) memberi penghargaan kepada anggota laki-laki yang menurutnya telah membunuh Ratu dengan menumbuhkan tanduk (tanduk besar!) Di atas kepala mereka! Salah satu anggota suku menggunakan tanduknya di kemudian hari untuk menanduk salah satu penjahat di perut, sebelum mereka mengkanibal dia. Adegan lucu lainnya saat salah satu mahasiswa berteman dengan anggota suku laki-laki dan mencoba membuatnya beradab. Dia melihat penisnya dan berkata, "Selalu tutupi benda itu! Apakah kamu ingin orang berpikir kamu tidak bermoral?" Seperti kebanyakan film hutan zaman akhir, ada adegan penyembelihan hewan sungguhan, tarian suku wanita, dan banyak stok rekaman hutan. Anehnya, semua ketelanjangan wanita dikaburkan secara optik, tetapi bukan beberapa contoh ketelanjangan pria. Jelita, yang memiliki sahabat monyet, juga memiliki teriakan seperti Tarzan yang paling buruk yang pernah Anda dengar. Film ini juga menawarkan banyak pertumpahan darah, karena orang-orang tertusuk tombak, panah, dan batu terbang (!), 
 
Seorang anggota suku wanita larut berdarah di depan mata Anda, seorang pria diserang oleh segerombolan ular dan pertempuran terakhir antara High Priest dan Ratu menyebabkan gunung berapi meletus! Barang bagus. Barang bagus. Disutradarai oleh Danu Umbara (FIVE DEADLY ANGELS - 1980). Juga dibintangi oleh Harry Capri, Enny Beatrice, Nenna Rosier, Rita Zahara, Jefry Sani, Torro Margens dan J.M. Dansyik. Tersedia dalam DVD dari para bajingan pencuri di Distribusi VideoAsia / Ventura dalam cetakan layar lebar yang dipotong secara aneh sebagai bagian dari seri TALES OF VOODOO mereka (Volume 1). Ini akan menjadi tagihan ganda yang bagus dengan PRIMITIVES (1978).

LIMA CEWEK JAGOAN (FIVE DEADLY ANGELS) / 1980


 
 
Broto (Rachmat Hidayat)adalah gembong penjahat yang sednag mengincar hasil temuan Ir. Hardi (Cok Simbara). Anak buah Broto berhasil menculik Hardi dan tunangannya, Yanti (Yatie Octavia). Waktu berusaha melarikan diri Hardi tertembak kakinya, Yanti lolos. Ibu Hardi dan adik Yanti disandera pula. Yanti lalu menghubungi empat kawan yang memiliki keahlian khusus: Anita (Debby Cynthia Dewi); Lydia (Lydia Kandou); Lulu (Dana Christina) dan Evie (Eva Arnaz). Berlima mereka memporak-porandakan gerombolan Broto untuk menyelamatkan Hardi, Ibu dan adik Yanti.
 
FIVE DEADLY ANGELS (1980) - Kesuksesan TV's CHARLIE'S ANGELS (1976 - 1981) melahirkan banyak peniru, termasuk film laga Indonesia ini. Seorang ilmuwan bernama Hardy menemukan jenis bahan peledak baru ("Dengan formula jenis ini, orang dapat meledakkan gunung tanpa bahaya!" Apa? Bagaimana mungkin?), Tetapi dia khawatir bahan itu jatuh ke tangan yang salah (" Jika penjahat menangkapnya, bayangkan ledakan besar berdarah yang akan ditimbulkannya! "Sungguh sebentar, saya pikir itu aman!). Segera setelah membuat pernyataan tersebut, Hardy dan pacarnya Yanti (Yati Octavia) diculik, ditutup matanya dan dibawa ke rumah bos besar, Pak Brutho, yang memberi tahu Hardy bahwa dia akan menyerahkan formula atau dia akan membunuh Yanti. Untunglah Yanti (yang ahli penembak jitu) lolos dan diselamatkan di pinggir jalan oleh Anita (Debby Cynthia Dewi; MYSTICS IN BALI - 1981), anak ayam dengan pakaian kulit hitam (lengkap dengan topi koboi hitam) yang omong kosong salah satu preman Tuan Brutho dalam gerakan super lambat, menghancurkan mobilnya dalam prosesnya. 
 
Anita setuju untuk membantu Yanti dalam upayanya untuk menyelamatkan pacarnya (Sepertinya Anita lelah diperlakukan tidak adil oleh "tukang minyak" di kota), tapi pertama-tama mereka harus menyelamatkan ibu dan adik perempuan Yanti dari cengkeraman beberapa penculik, yang menyebabkan pengejaran mobil komedi yang berakhir dengan para penculik sekarat dalam kecelakaan yang membara (Tidak lucu sekarang, bukan?). Yanti dan Anita mampir ke disko atau minuman (Membunuh orang jahat bikin haus. Itu fakta yang diketahui. Cari tahu.), Di mana mereka menonton Dana (Dana Christina; THE STABILIZER - 1984) menyanyikan lagu disko dalam bahasa Indonesia dan dia setuju untuk membantu keadaan Yanti (Dana adalah ahli melempar pisau dan juga penyanyi). Ketiganya berubah menjadi kuartet ketika ahli panah Lydia (Lydia Kandou) bergabung dengan tim dan kemudian berubah menjadi kwintet ketika ahli kung-fu Lulu, The Lightning Lady (Eva Arnaz; THE WARRIOR - 1981) mengangkat senjata untuk bergabung dalam pertarungan. Lulu mengalahkan ingus geng motor laki-laki di sebuah restoran (lengkap dengan pelayan waria!), 
 
Di mana dalam satu adegan kocak, seorang pelindung restoran menelan telur mentah dan membatukkan bayi ayam hidup! Ketika dua preman Brutho menculik Anita, empat gadis lainnya menyelamatkannya dan mengikat kedua preman, meninggalkan masing-masing "hadiah": seekor kepiting hidup menjatuhkan celana mereka! Ketika Pak Brutho akhirnya berhasil menculik ibu dan adik perempuan Yanti, Yanti dan keempat anak superhero melakukan serangan berani di kompleks Brutho, mengakibatkan kematian, kehancuran (termasuk satu ledakan yang mengerikan) dan penyelamatan helikopter, di mana masing-masing wanita gunakan bakat individu mereka untuk hasil yang baik. Hore untuk kekuatan wanita! Ini adalah film aksi yang sangat buruk, lengkap dengan sulih suara yang mengerikan (di mana semua orang berbicara dengan aksen Australia), adegan aksi yang dipentaskan dengan buruk (yang diputar di kamera terlalu cepat atau terlalu lambat, memberikan beberapa urutan, seperti seperti kejar-kejaran mobil, perasaan Keystone Kops, dan urutan lainnya, seperti wanita berlari atau berkelahi dalam gerakan super lambat, tampilan ENAM JUTA DOLAR MAN, lengkap dengan efek suara Steve Austin yang dipatenkan!) dan komedi bercampur dengan tragedi mendadak . Hal itulah yang membuat film-film laga Indonesia ini begitu indah untuk ditonton. Tidak peduli seberapa keras Anda berusaha, Anda tidak mungkin mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sutradara / penulis skenario Danu Umbara (JUNGLE VIRGIN FORCE - 1982) secara konsisten mengejutkan penonton di sini, seperti ketika asisten wanita gemuk Lydia, Fatsy, kesal di celananya saat Lydia menembakkan apel dari kepalanya dengan panah atau urutan menggaruk kepala saat Dana istirahat keluar ke lagu untuk menghibur Yanti dan kami kemudian disuguhi montase video musik pra-MTV dari Dana bernyanyi di pantai sambil mengenakan berbagai bikini. Yang paling lucu adalah Tuan Brutho yang pengecut, yang mendahului semua dialognya dengan mengatakan, "Saya orang baik!" dan kemudian melakukan hal-hal yang cukup mengerikan, seperti menembak anak buahnya sendiri karena mengacau, mencambuk anjingnya pada pacarnya karena mencoba membantu Hardy melarikan diri atau menggantung adik perempuan Yanti di atas lubang ular berbisa untuk memaksa Hardy membalik formulanya. Film ini juga penuh dengan karakter aneh (salah satu preman terbaik Brutho memiliki bekas luka di sisi wajahnya yang terlihat seperti lintah raksasa), ledakan dan sedikit darah kental, jadi mengapa tidak duduk santai, taruh otak Anda dalam keadaan netral dan tersesat dalam kegilaan yang dikenal sebagai FIVE DEADLY ANGELS? Ini sebanding dengan sel otak yang mati. Danu Umbara menyutradarai sekuelnya pada tahun berikutnya, CEWEK JAGOAN BERASKI KEMBALI (yang secara kasar diterjemahkan berarti "The Deadly Angels Strike Back"), dibintangi oleh Dewi, Christina dan Arnaz, tetapi tampaknya video tersebut belum dirilis dalam bahasa Inggris. . Juga dibintangi oleh Rakhmat Hidayat, Cok Simbara, Dorman Borisman, Agust Melasz, Ade Irawan, Suzy Bolle, Malino Djunaedy, Ramli Ivar, Evie Susanto dan Eddy Yonathan. Tidak pernah tersedia secara resmi di video rumahan AS, cetakan yang saya lihat bersumber dari kaset VHS dengan subtitle Belanda. Orang Belanda sialan itu adalah bajingan yang sangat beruntung. Tidak Dinilai.

KERINDUAN / 1979



Elvy memang sudah merasa pesimis ketika Ir. Budi melamarnya. Dan ternyata kedua orang tua Budi tidak merestui perkawinan mereka. Bahkan ketika Budi pergi keluar negeri untuk belajar lagi. Elvy menerima perlakuan kejam dari mertua dan adik iparnya. Kekejaman mereka memuncak ketika mereka memfitnah dan mengusir Elvy yang tengah hamil muda. Elvy yang sengsara pergi ke rumah Joko, teman kecilnya waktu di desa, Joko menolongnya, tapi isteri Joko memperlakukan dia dengan kejam, sehingga Elvy tambah menderita. Budi yang baru kembali dari luar negeri menjadi panic ketika mendengar dari Bi Iyem (the house maid) bahwa Elvy sudah lama meninggalkan rumah. Tetapi Budi kecewa dan marah ketika ibunya bilang Elvy menyeleweng dengan laki laki lain. Budi pergi kerumah Joko, dan secara kebetulan ia memergoki Elvy dalam pelukan Joko yang sebenarnya sedang menolong Elvy yang jatuh terpeleset, sedangkan Elvy dalan keadaan hamil tua. 

Karena sudah termakan fitnah, Budi menjadi yakin bahwa Elvy mengkhianatinya. Elvy berusaha bela diri tapi tidak didengar. Budi memakinya habis habisan dan bergegas meninggalkannya. Elvy mengejar, sampai ia harus bergantung di mobil Budi yang dilarikan dengan cepat Elvy mengejar, sampai sampai ia terlempar dari mobil dan kepalanya membentur tiang listrik. Akibat kecelakaan itu Elvy menjadi buta, dan dalam kebutaannya Elvy melahirkan. Elvy tetap tinggal di rumah Joko sampai bayinya tumbuh menjadi gadis mungil yang cantik, bernama Santi. Antara Santi dan Maya, anak Joko, sering terjadi pertengkaran yang menyebabkan Elvy sering menjadi korban karena istri Joko yang tambah judes dan tega hati. Inilah yang menyebabkan Elvy dan Santi keluar dari rumah Joko. Dalam penderitaan dan terlunta lunta, bahkan karena laparnya Santi mengemis, Elvy marah sekali lalu mencari pekerjaan yang halal. Setelah sekian lama memendam perasaan, Bi Iyem menceritakan hal yang sebenarnya kepada Budi. Hal ini membuat Budi sangat marah dan bertengkar lagi dengan Ibunya. Budi bertekad mencari Elvy, begitu juga dengan Joko. Dalam waktu yang bersamaan, mereka berhasil menemukan Elvy dan Santi disaaat Bi Iyem menolong Santi. Mereka pun akhirnya bersatu kembali dalam pertemuan yang sangat mengharukan.
 P.T. RAPI FILM

ELVY SUKAESIH
BUDI MOEALAM
LUCY SUSANA
KOMALASARI
MARLIA HARDI
YATTI SURACHMAN
S. BONO
SONO ANGGORO
SANTI SARDI
MAYA SJAM