Tampilkan postingan dengan label G.KRUGERS 1927-1932. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label G.KRUGERS 1927-1932. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Februari 2011

G. KRUGERS 1927-1932



George Eduard Albert Krugers,
 G. Kruger

Lahir di Hongkong, Awal tahun 1920'an ia bekerja sebagai kepala Laboratorium perusahaan NV Jaya Film di Bandung, pimpinan L.Heuveldrop. Perusahaan ini hanya membuat film dokumentar, dan tahun 1926 membikin film cerita Koetoeng Kasaroeng yang merupakan film cerita pertama yang dibuat di Indonesia. Dalam pembuatan film ini Krugers Indo-Belandaini bertindak juga sebagai penghubung dengan para pemain yang seluruhnya pribumi.

1927 ia mendirikan sendiri perusahaan film di Bandung, KRUGERS film Bedrif. Pada seluruh produksi perusahaannya ini produser Kruger juga bertindak sebagai sutradara dan juru kamera. Produksi pertamanya: Euis Atjih.

Beberapa saat setelah film suara buatan Amerika di putar di Indonesia, 1929 Krugers yang merupakan anggota aktif dari SMPTE (Society of Motion Picture Engineers) itu berusaha melengkapi peralatan kameranya agar menjadi "Single System Camera", yaitu bisa mereka suara langsung, atas bantuan dua tehnisi Bandung, Leemans dan Morris. Mungkin ia orang pertama yang melengkapi kameranya dengan single system buatan dalam negeri.

Produksinya adalah Karnadi Tangkap Bangkong (bangkong=Katak).

Pembuat film yang pertama-tama menaruh perhatiannya kepada masyarakat pribumi adalah G.Krugers. Sejak membuat film bersama Heuveldrop yaitu Loetoeng Kasaroeng dan Eulis Atjih, kecendrungan itu sudah tampak. Heuveldrop sendiri mungkin masih memimpikan bahwa film mereka bisa disukai orang Eropha. Tetapi langkah yang diambil oleh Krugers adalah cerita yang sudah disukai Pribumi Pendekatan Krugers mengenai kehidupan pribumi Sunda lebih berat kepada pengungkapan segi etnografik, dari pada memperhatikan segi Entertaining bagi penonton pribumi. Segi Etnografik memang semakin muncul dalam film nonteaterikal buatan Belanda dan orang Eropa mengenai negeri ini. Sejak film Eulis Atjih sudah dimasukan berbagai rekaman upacara adat pribumi, maka masyarakat pribumi sendiri tentu menganggap tidak menarik. Oleh sebab itu, cerita Karnadi Anemer Bangkong yang dalam bentuknya buku disukai orang, dalam penyajian filmnya oleh Krugers menimbulkan reaksi orang Sunda.

Setelah itu prestasinya menurun, tahun 1932 Krugers menangani kamera di studio Tan's dalam pembuatan film cerita Nyai Dasima dan Terpaksa menikah. Pada masa itu perekaman suara dilakukan didalam kamera, dan ia cukup ahli dalam menangani hal ini. Yang pasti film buatannya itu tidak sukses.
 


film HET GROOTE MEKKA-FEEST / 1928

Film perjalanan mengenai ibadah haji mulai dari sebuah kampung di Palembang sampai ke kota-kota di Saudi Arabia.

Gambar direkam dengan menggunakan kamera yang disembunyikan. Pemutaran perdana film ini ditandai acara karpet merah di Leiden tahun 1928 yang dihadiri oleh Putri Juliana saat masih berusia 19 tahun. Pemutaran film diantar oleh sarjana orientalis Belanda terkemuka Snouck Hurgronje.



TERPAKSA MENIKA1932G. KRUGERS
Director Of Photography Director
NJAI DASIMA 1932 BACHTIAR EFFENDY
Director Of Photography
KARNADI ANEMER BANGKONG 1930 G. KRUGERS
Director
ATMA DE VISCHER 1931 G. KRUGERS
Director Of Photography Director
LOETOENG KASAROENG 1927 L. HEUVELDORP
Director Of Photography
RAONAH 1932 G. KRUGERS
Director Of Photography Director

ATMA DE VISCHER / 1931

 

Di Indonesia gambar idoep mu­lai diperkenalkan kepada masya­rakat, pada 5 Desember 1900 di Batavia.

Film dokumenter ini menggambarkan perjalanan Ratu Olanda dan Raja Hertog Hendrik di kota Den Haag.

Film ini merupakan film pertama Krugers yang bersuara.


KRUGERS-FILMBEDRIJF

RAONAH / 1932

RAONAH

KRUGERS-FILMBEDRIJF

TERPAKSA MENIKA / 1932

TAN'S FILM
KRUGERS-FILMBEDRIJF

Judul Belandanya HUWEN OP BEVEL, dalam film ini ia menambahkan bumbu nyanyian dan lawakan, dan "... 100% bijara, lebih terang, bagoes, kotjak, dan rame dari Njai Dasima". Film ini juga tidak sukses.

Film ini mengisahkan sepasang kekasih yang nyaris terpisah tetapi berhasil bersatu. Ini adalah film terakhir yang disutradarai Kruger. Film ini tergolong gagal di pasaran dan hilang dari peredaran.

Seorang intelek muda Indonesia jatuh cinta dengan seorang gadis. Meski si gadis mencintainya, ia sudah telanjur dijodohkan dengan seorang lelaki yang lebih tua dan sudah naik haji.  Pada akhirnya, mereka berhasil mempertahankan hubungan mereka dan bersatu

KARNADI ANEMER BANGKONG / 1930

KARNADI ANEMER BANGKONG
  KRUGERS-FILMBEDRIJF

 
Film ini mengundang amarah pribumi. Ceritanya tentang Karnadi pemborong Katak (Bangkok/sunda=Katak) adalah sebuah komedi yang diangkat dari novel yang dikarang Yuhana yang laris yang juga pengarang Eulish Atjih. Jadi ceritanya sudah dikenal dan disukai. Tetapi didalam film malah menimbulkan kejengkelan. Karena didalamnya ada adegan pribumi makan katak. Karena Karnadi kesel dagangannya tidak laku, maka ia makan saja kataknya. Film itu menurut beberapa orang konyol, memalukan dan merupakan hinaan buat orang Sunda.

EULIS ATJIH / 1927


JAVA FILM CO.

ARSAD
SOEKRIA


Di Sutradari Oleh G.KRUGERRS bersama L.HEUVELDROP
Untuk menggarap film ini, harus menambah dana dari luar. Java Film Coy ini sudah habis-habisan dan pemasukan dari film Loetoeng Kasaroeng tidak memadai. Cerita ini adalah suatu drama rumah tangga modren, bukan lagi cerita dongeng kuno.
 
Film ini diputar di Bandung pada Agustus 1927. Film ini hampir sama dengan Loetoeng Kasaroeng. Penataannya masih kurang sempurna, meskipun tehniknya tidak kalah dengan film luar. Dan kita bisa melihat iklannya dari tanggal 8 sampai 12 September 1927.
 
Yang menarik adalah bahwa 1927 kata Indonesia sudah digunakan dalam kesempatan ini, dan kata Indonesia ini sudah dimasukan dalam film ini/posternya agar bisa menarik penonton sebanyak mungkin. Padahal Sumpah Pemuda akan dicanakan nama Indonesia setahun kemudian 28 Oktober 1928.

Pada malam sebelum pemutaran film ini dibioskop Oriental, film ini dipertunjukan dulu buat undangan. Koran Soeara Soerabaja memberika kesan bagus, iklan dimuat di halaman belakang. Pemain tokoh pria, wanita dan anak kecil mendapat pujian. Pemain yang bernama Arsad dianggap mampu menghidupkan perannya dengan baik. Pemeran Eulis Atjih terlihat cantik saat masih hidup senang dan air mukannya berubah seperti orang desa sesudah jatuh miskin.
 
Ceritanya sendiri mengandung pengetahuan bagi orang Barat dan neasihat bagi pribumi. Bila ada penonton yang boros seperti tokoh Arsjad, agar bisa berubah seperti yang dilakukan tokoh ini. Pada masa tua tokoh Arsjad berubah dan sadar akan kesalahannya ini. Dalam film ini juga disaksikan berbagai upacara adat pribumi. Seperti upacara kematian, perkawinan dan lainnya.
 
Seorang suami meninggalkan isteri dan anak untuk berfoya-foya. Si isteri, Eulis Atjih dan anaknya hidup melarat. Di kemudian hari ia tetap menerima kembalinya (bekas) suami yang telah jatuh miskin.

Tiga hari sebelum pertunjukan film ini berakhir, pewarta Soeara Soerabaja menyebutkan pertunjukan selalu di bajiri penonton. Yang menarik adalah musik pengiringnya bukan keroncong biasa, tetapi musik pimpinan Tuan Kayoon. Bahkan tanpa film pertunjukan musik ini sudah menarik, apalagi ditambah film yang dimainkan oleh orang bumi putra. Dan film ini banyak mendatangkan uang.

Pemutaran Loetong Kasaroeng dan Eulis Atjih ini mencukupi membayar bungga serta menembus pinjaman obligasi. Setelah itu Heuveldorp dan Krugers berpisah. Mereka jalan masing-masing.

Film bisu. Main di Orient Theater (Surabaya) dari 8 sampai 12 September 1927. Dalam pertunjukannya di seluruh Jawa diiringi pergelaran keroncong oleh grup kenamaan pimpinan Kayoon. Diekspor ke Singapura. Seperti produksi pertamanya, "Loetoeng Kasaroeng" (1926), "Eulis Atjih" (Poetri Jang Tjantik Manis dari Bandoeng) ini juga menghasilkan uang yang lumayan. Nama-nama pemain berdasarkan iklan di "Pewarta Soerabaia" (8/9, 1927). Lihat juga "Eulis Atjih" tahun 1954.