Tampilkan postingan dengan label KEJARLAH DAKU KAU KUTANGKAP / 1985. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KEJARLAH DAKU KAU KUTANGKAP / 1985. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Januari 2011

KEJARLAH DAKU KAU KUTANGKAP / 1985

KEJARLAH DAKU KAU KUTANGKAP


Saat itu, inilah judul yang panjang sekali, banyak orang salah menyebutnya karena panjang sekali. Dan ini aneh karena baru kali ini ada film Indonesia judulnya panjang....hahhahha... ternyata filmnya Pak Mamang.

Ramadhan dan Mona bertemu dalam sebuah pertandingan bola voli ketika Ramadhan yang wartawan memotret Mona bertanding membela regu bank tempatnya bekerja. Foto Mona dimuat di koran Ramadhan sebagai foto rancak berhadiah uang 10.000 rupiah. Mona ditemani Marni, rekan kerja dan teman serumahnya, berencana menuntut Ramadhan karena memotret dan memuat foto Mona tanpa izin. Panji Wijaya, atasan Ramadhan, memintanya untuk membujuk Mona agar menggagalkan niatnya. Bukan hanya membujuk, Ramadhan berhasil merayu hingga Mona jatuh cinta padanya. Mereka akhirnya menikah.

FULL MOVIE


Setelah menikah, Mona pindah ke rumah Ramadhan. Di sana juga tinggal Markum, paman Ramadhan yang membujang meskipun punya sederet filosofi tentang wanita. Konflik mulai timbul ketika perbedaan karakter Ramadhan dan Mona perlahan-lahan muncul ke permukaan. Mona bercerita pada Marni sedangkan Ramadhan meminta nasihat Markum dan Panji. Campur tangan pihak luar ini justru memperkeruh kesalahpahaman dan memicu pertengkaran hebat hingga Mona keluar rumah Ramadhan dan tinggal kembali bersama Marni.
 P.T. PRADISI TETA FILM

LYDIA KANDOU
DEDDY MIZWAR
ULLY ARTHA
IKRANAGARA
LINA BUDIARTI
USBANDA
HENKY SOLAIMAN
DARUSSALAM
A. KHALID NOOR NASUTION
T.B. MAULANA HUSNI
NYOMAN AYU LENORA
NOUKE J. LEATEMIA

Kejarlah Daku Kau Kutangkap merupakan salah satu film komedi yang paling berhasil yang pernah dibuat di Indonesia. Dengan akting yang cemerlang dan dialog yang cerdas, film ini menjadi film terlaris kelima di Jakarta pada tahun 1986.

Saya suka sekali film ini, sampai saya ada 10 kali lebih menontonnya. Dan masih tetap enak....apa ini yang dibilang film klasik? Jangan-jangan, karena film klasik adalah film yang tetap enak ditonton di jaman kapan pun.

Setingannya Jakarta sekali untuk kaum menengah ke bawah, tetapi yang nonton segala kalangan saat itu. Settingan Jakarta kebanyakan warganya.

Dedy mizwar bukan lah sosok pria ganteng yang kaya raya. Ia hanya seorang juru foto koran kelas rakyat yang sedang meliput kejuaran volli, tanpa disengaja kejepretlah Lydia Kandau yang sedikit menampilkan sosok sexynya, sehingga menjadi berita hangat, dan dikantaor menjadi bahan ledekan temannya atas foto dirinya yang sedang jatuh mengambil bola dalam posisi yang jelek dan sedikit memperlihatkan sexy. Di kantor bank itu juga ia bersama kakak tuanya yang tidak kawin-kawin dan mereka memang hidup bersama. Kompor-kompor panaslah dia, bersama kakak tuanya dia mendatangi redaksi koran tersebut dan menuntutnya, termasuk si juru foto itu.
 

Dibalik sisi Dedy Mizwar disarankan untuk berbaikan saja sama wanita itu agar terhindar dari tuntutan, sedangkan pihak Lydia, kakaknya terus mengompori agar terus menuntutnya atas nama wanita. Tetapi dari sini cinta bersemi. Mereka saling menyukai dan ternyata penganggunya adalah orang yang tidak kawin-kawin itu. Lydia kandau punya kakak perempuan yang kolot dan curigaan terus sama lelaki dan mereka hidpu bersama, sedang Dedy Mizwar hidup juga bersama abangnya yang tidak laku-laku dan juga kolot.

Bagaimana kisah percintaannya? tetap berhasil walaupun dengan macam rintangan. Perkawinan diperkirakan akan menyelsaikan semuannya, tetapi perkawinan mulai merubah satu sama lainya. Si juru foto yang urakan itu harus ikut menjadi suami yang tertib dan bersih sehingga merasa dikangkai wanita, sedang wanita sangat berkuasa atas laki-laki agar tidak terjadi macam-macam. Darah muda muncul egoisme juga muncul akhirnya atas nama egois mereka menentukan untuk pisah ranjang, walaupun sebenarnya mereka masih saling cinta. Pak Mamamng sangat bagus menggambarkan kemarahan egoisme mereka walaupun mereka masih saling cinta. Tetapi karena takut dan malu pada kaka dan abang mereka dikira pengecut, mereka akhirnya pisah ranjang. Lalu akur lagi ketika tidak kuasa menahan rindu. Akhirnya romantisme berjalan lagi.

Permainan egoisme dan saling cinta ini yang sangat menarik dalam film ini. Perubahan atas perkawinan mereka terjadi sehingga mereka merasa bukan diri mereka lagi. Dedy harus pakai piyama kalau mau tidur, tidak boleh merokok sembarangan, dan juga harus mengantar istri untuk beli ember merah seharian mutari pasar di Jakarta. Sifat-sifat dan hal-hal kecil ini yang bagus sekali digambarkan Pak Mamang.

Akhirnya mereka menjodohkan Abang dan kakak mereka yang sebelumnya juga sudah menaruh hati. Tetapi malu mengakuinya.

Adegan yang dibikin pak Mamang cukup baik, sehingga kadang kita tertawa, kadang kita sedih dan kadang kita kesal, jadi apa yang dirasakan tokoh itu dirasakan juga oleh penonton. Yang penonton wanita mewakili Lydia, yang penonton lelaki mewakili Dedy. Karena semua sifat wanita dan pria ada di mereka semua dan dengan mudah terjadi simpatik penonton.

Adegan yang paling baik adalah ketika Lydia dan Dedi di seberang halte. Mereka menahan rasa cinta mereka karena egoisme. Sehingga adegan itu baik sekali, akhirnya mereka sada kalau mereka saling mencintai, sedangkan polisi yang ada di tengah jalan sebagai perantara dialog mereka. Inilah khasnya pak Mamang, Romatisme komedi yang membuat penonton tersenyum-senyum malu.