Tampilkan postingan dengan label MOH SAID HJ 1942-1961. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MOH SAID HJ 1942-1961. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Januari 2011

MOH SAID HJ 1942-1961



Lahir Selasa, 17 Juni 1902 di Rengat, Indragiri, Meninggal di Jambi. Pendidikan: Lagere School, (HBS).Berhenti sekolah 1919,bekerja di kantor ekspedisi.Lalu pindah kerja di kapal, yang sempat berkeliling ke beberapa negara. ketika kapal dimana ia bekerja singgah di Surabaya, dia bergabung dengan Sandiwara Royal Poesie Indra Bangsawan,1925. Beberapa bulan kemudian. Pindah ke Malay Opera of malacca, mengadakan pertunjukan keliling Indonesia. Waktu singgah di Jakarta, dia diambil oleh sandiwara Sridermawan, di Padang. Dengan rombongan barunya ini dia bermain di daerah Sumatera Barat dan Tapanuli. Sampai di Pematang Siantar, keluar dari Sridermawan dan bekerja pada sebuah perkebunan. Sembilan bulan kemudian, berhenti dan kembali main dalam sandiwara di Padang selama +/-6 bulan, ke Pulau Jawa dan turut main dalam Universal Operette. Tak lama kemudian, ditarik oleh Allexandra Opera di Pagar Alam dan Mengadakan pertunjukan di daerah Sumatera Selatan. Berhenti dari sandiwara tersebut, bekerja sebagai Propagandis, lalu berhenti lagi, dan mulai memimpin Boon's Toneel dan Cabaret di Jambi. Tapi karena sandiwara ini dianggap berhaluan politik oleh Belanda maka 1941 dibubarkan. Setahun kemudian, pertama kali mendapat kesempatan untuk menyutradarai film "Boenga Sembodja" ,(1942).

Di jaman pendudukan Jepang, bekerja pada Djawa Eiga Haykyusha Ai Bandung, dari situ pindah ke sandiwara Bintang Surabaya. sampai pecahnya revolusi nasional, 1946 masuk ALRI di Tegal. Setelah mengundurkan diri, masuk sandiwara BintangTimur/Pantja Warna di Jogya. Bersama Pantja Warna berangkat ke Jakarta dan turut main ,dalam film "Tjitra" (1949). Setelah itu diberi kesempatan untuk menyutradarai '"Menanti asih" (1949). Selanjutnya menyutradarai antara lain film-film "Surjani Mulia" (1951), "Dr. Samsi"(1952), "Srigala Hitam" (1953), "Sungai Darah" (1954), "Sampah" (1955), "Saijah Putri Pantai" (1956), "Dibalik Dinding Sekolah" (1961) dan '"DKN 901" (1962).

SURJANI MULIA1951MOH SAID HJ
Director
SAPUTANGAN SUTRA 1953 FRED YOUNG
Actor
BOENGA SEMBODJA 1942 MOH SAID HJ
Director
TJITRA 1949 USMAR ISMAIL
Actor
PAHLAWAN 1951 MOH SAID HJ
Director
SAMPAH 1955 MOH SAID HJ
Actor Director
KEMAJORAM 1953 MOH SAID HJ
Director
DJAJA MERANA 1954 MOH SAID HJ
Actor Director
ANEKA WARNA 1949 MOH SAID HJ
Director
DIBALIK DINDING SEKOLAH 1961 R. ARIFIN
Actor
BAKTI BAHAGIA 1951 MOH SAID HJ
Director
INSPEKTUR RACHMAN 1950 MOH SAID HJ
Director
TENGAH MALAM 1954 MOH SAID HJ
Director
SAIDJAH PUTRI PANTAI 1956 MOH SAID HJ
Director
SRIGALA TOPENG HITAM 1953 MOH SAID HJ
Director
RUMAH HANTU 1951 MOH SAID HJ
Director
DUNIA GILA 1951 MOH SAID HJ
Director
DR. SAMSI 1952 RATNA ASMARA
Actor
SUNGAI DARAH 1954 MOH SAID HJ
Director
GUGA GULI 1953 MOH SAID HJ
Director
UNTUK SANG MERAH-PUTIH 1950 MOH SAID HJ
Actor Director
MENANTI KASIH 1949 MOH SAID HJ
Director
PANTAI BAHAGIA1950MOH SAID HJ
Director

SAIDJAH PUTRI PANTAI / 1956



Seorang penyelundup tewas. Yang kemudian dimusuhi adalah anaknya, Saidjah (Titien Sumarni). Tak betah tetap tinggal di desa nelayan, Saidjah pindah ke kota. Ia ditampung oleh sebuah keluarga. Hal ini menimbulkan konflik antara Abas (Chatir Haro) dan adiknya, Husni (Salim Hamid). Si abang melindungi, sedangkan adiknya menolak dengan alasan bahwa Saidjah anak penjahat. Saidjah tertekan dan coba bunuh diri, tapi tertolong oleh... Abas.

SAMPAH / 1955



Biar sama-sama memperoleh warisan, tapi Bakhrum berhasil mendirikan perusahaan, sedangkan adiknya Rasyid cuma menghamburkan uang saja. Menikah dengan Karsinah (yang secara diam-diam dicintai Bakhrum) dan punya anak, Rasyid ditangkap polisi sebagai garong. Setelah cerai dari Rasyid, Karsinah dinikahi Bakhrum, dan Rosidah, anak Karsinah, menganggap Bakhrum itu ayahnya. Rasyid belum jera berbuat jahat. Ia jadi penyelundup sekeluar dari penjara. Bahkan Rasyid menculik Rosidah (anaknya sendiri), tapi Bakhrum tak rela, dan mengejar Rasyid hingga ke sarang penyelundup bersama polisi!
TITIEN SUMARNI MOTION PICTURES

TENGAH MALAM / 1954

 
 
Hamdani menikah diam-diam dengan seorang gadis desa, Asnah. Setelah diketahui keluarganya yang kaya, perkawinan itu digagalkan secara licik oleh Khadijah, adik Hamdani. Kemudian Hamdani dinikahkan dengan Rafiah, anak seorang hartawan. Sembilan tahun kemudian Hamdani membikin perayaan untuk anaknya Nani. Seorang anak lelaki, Sarip melihat pesta itu dari luar pagar. Seusai pesta, pada tengah malam, dua pencuri memasuki rumah Hamdani. Berkat kejelian Sarip, kedua pencuri dapat ditangkap. Ternyata Sarip adalah anak Hamdani dari Asnah. Cuma Khadijah memperlakukan Sarip sebagai pengemis, sehingga anak itu lari. Nani sakit-dan baru sembuh ketika Sarip dimunculkan kembali.

SUNGAI DARAH / 1954



Oleh dukun Malala, penduduk dilarang menyeberangi Sungai Darah, karena di seberang sungai keadaan lebih maju, hingga pak dukun tadi takut kehilangan pengaruh. Ir. Hanafi ditugaskan membuat jembatan untuk membuka daerah terpencil yang dipimpin pak dukun tadi. Salah seorang penduduk, Tiramba, berusaha memberi penerangan tentang manfaat jembatan. Kemudian kesadaran timbul, hingga dukun ditinggalkan. Jembatan dibangun dengan aman.

TENAGA KITA FILM CO.

PANTAI BAHAGIA / 1950

 

Susilowati (Sofia) amat dimanja oleh bapaknya R.M. Sumantri (Ali Bey), ibunya (Tuty Asmara) maupun pamannya R.M. Riyono (S. Waldy). Ny. Sumantri nyaris melupakan Puspitawati, si anak angkat. Lamaran Sugiri (Rd Endang) ditolak Susilowati, namun Puspitawati meng"ganti"kan, demi nama baik keluarga. Padahal Puspitawati telah lama menjalin kasih dengan letnan muda ALRI Indra (Moh Mochtar). Oleh keserakahan Susilowati, belakangan Puspitawati dapat hidup bersama dengan pemuda idamannya, Indra, kemudian bersama menuju "pantai bahagia".
TAN & WONG

BOENGA SEMBODJA / 1942

 

Dari ingatan pak Anwar dan Ardi. Nomor-nomor tarian diambil dari rombongan sandiwara Pak Moesa.

POPULER FILM COY

UNTUK SANG MERAH-PUTIH / 1950



Ini adalah produksi PFN 1950. Film ini bekisar tentang Subandrio (Chatir Harro) seorang perwira TNI yang terluka dan buta akibat peluru musuh. Ketika ia tahu butanya permanen maka ia dilanda depresi, bahkan mencoba untuk bunuh diri. Setelah gagal bunuh diri, ia menampakan sikap anti sosial. SEperti Al Schmid Subandrio juga memutuskan pertunangannya dengan kekasihnya mahasiswi kedokteran yang bernama Rukmini (Djuariah). Bujukan teman-teman yang sama-sama cacat di rumah sakit juga tidak berhasil mengubah pikiran kerasnya.

Suatu hari anak buahnya menghadap perkara pembunuhan pada Mahjamah Militer. Subandrio yang ternyata juga ahli hukum, menawarkan diri menjadi pembela. Pembelaanyaberhasil dan anak buahnya selamat dari hukum berat. Merasa dirinya berguna dan cinta Rukmini tulus, hati Subandrio lunak. Dan sepakat menikah. Di akhir film persisi seperti Al Schmid dan Rutjie dalam Pride of The Marines. Film ini juga bercerita tentang serdadu sehabis perang dunia ke 2. Yang mana Amerika sebagi pemenang perang dunia ke 2.

Film Untuk Sang Merah Putih yang masih patut di puji adalah Fotographynya yang dilakukan oleh orang Belanda Deninghoff Stelling.
PERUSAHAAN FILM NEGARA

BAKTI BAHAGIA / 1951



Selepas dari dinas tentara, Hardi (Chatir Harro) mendirikan perkumpulan sandiwara, dunia yang merupakan panggilan hatinya. Meski mengalami jatuh-bangun, Hardi tetap setia. Mungkin berkat dorongan primadona rombongan sandiwara itu (Netty Herawati). Ketika mencari modal untuk bangun lagi, Hardi menerima modal dari seorang janda muda. Hal ini membuat si primadona cemburu. Ternyata bantuan si janda muda tulus belaka. Akhirnya Hardi dan sang primadona meningkatkan hubungan ke jenjang pernikahan dan tetap melanjutkan usaha sandiwara.

MENANTI KASIH / 1949



Setelah hampir tamat sebagai dokter, barulah Husni Anwar (A. Hamid Arief) tahu, bahwa biaya hidup dan kuliahnya ditanggung oleh Haji Rachman di Medan, dengan janji untuk menikahi Latifah, anak haji Rachman. Merasa terjual dan demi menjaga nama baik ibunya yang janda, Husni mewakili pernikahannya.

Di Jakarta Husni berjanji mencari nafkah setelah menjadi dokter, dan akan mengembalikan hutangnya sekaligus Latifah. Ternyata Latifah seorang gadis terpelajar dan bekerja sebagai juru rawat bagi dr. Osman Said, teman Husni. Husni tertarik pada Latifah yan menggunakan nama lain. Baru belakangan Husni diberitahu bahwa gadis pujaannya itu adalah istrinya sendiri, Latifah.

RUMAH HANTU / 1951

 

Karena tergiur cerita Atmo (S. Poniman) yang dari kota, Dul (M. Budhrasa) meninggalkan desa. Di kota Dul dan Atmo menumpang di rumah Moh. Uskar yang punya anak gadis jelita, Hayati. Sesudah uang bekal habis, mulailah Dul dan Atmo mencari kerja. Mereka tak pernah lama dalam suatu pekerjaan, dan selalu dipecat gara-gara melakukan suatu kebodohan. Uskar akhirnya diusir dari rumah tumpangannya, karena telah dua bulan tak bayar makan. Dalam keadaan bingung itu Dul dan Atmo tinggal di sebuah "rumah hantu", yang ternyata tempat berkumpulnya penjahat. Dul dan Atmo melaporkan hal itu kepada Taswan (polisi), kekasih Hayati. Berkat laporan itu Taswan berhasil menggulung komplotan jahat itu, mendapat kenaikan pangkat, dan hadiah uang. Hadiah uang itu diserahkan ke Dul dan Atmo. Keduanya pulang ke desa, namun di tengah perjalanan, uang hadiah dicopet. Dul dan Atmo pulang ke desa tanpa uang sepeserpun. Bersambung ke "Pahlawan".

SURJANI MULIA / 1951

SURJANI MULIA
 

Keluarga Sadikin punya tiga gadis yang berlainan sifatnya. Suryani alias Ani (Netty Herawati) yang berjiwa sosial, Suryana atau Ana (Djoewariah) yang berminat pada kesenian, sandiwara khususnya, serta Suryati atau Yati (Hetty Dhimjati) yang tinggi hati. Mereka berkenalan dengan tiga pemuda, tetangga sebelah rumahnya. Ketiga pemuda itupun berbeda sifatnya, tapi cocok dengan ketiga gadis. Maka Ani berpasangan dengan Haryoto atau Harto (Rd. Mochtar), Ana dengan Wardoyo atau Wardo (A. Hamid Arif), sedangkan Yati dengan Wijoyo (Darussalam). Setelah berbagai macam rintangan, tercapai juga cita-cita Ani-Harto dan Ana-Wardo. Kedua pasangan itupun akhirnya jadi pasangan suami isteri. 

Cuma Wijoyo yang karena tak mau meninggalkan sikap angkuhnya, ditinggalkan oleh Yati.

PAHLAWAN / 1951

 

Sekembali di desa, setelah gagal bertualang di Jakarta, Dul (M. Budhrasa) dan Atmo (S. Poniman) masuk tentara. Mereka berkenalan dengan Kusna (Netty Herawati) dan adiknya Kusni. Kusna sendiri ditaksir oleh sersan-pelatih Budiman (S. Taharnunu). Ayah kedua gadis, kopral Kasar (Astaman) suka pada Dul dan Atmo, sedangkan isteri Kasar lebih memihak sersan Budiman. Sikap Budiman berubah ketika dalam suatu pertempuran melawan gerombolan pengacau, Budiman yang terluka ditolong oleh Dul dan Atmo. Belakangan Dul dan Atmo jadi "pahlawan" karena telah berhasil meringkus musuh.
 Sambungan "Rumah Hantu".

GUGA GULI / 1953

 

Dharmansyah (Amran S. Mouna) nyaris tidak mempunyai minat pada wanita, walau ayahnya seorang raja, mengusahakan berbagai cara untuk menarik hati. Sultan sahabat raja menagih janji, bahwa mereka bakal berbesan bila mempunyai anak yang berbeda jenis kelamin. Raja menyuruh pergi anaknya ke kesultanan temannya itu. Di tengah jalan, putra mahkota bertukar peran dengan khadamnya yang gemuk, Guga (S. Poniman). Pikiran serupa agaknya muncul juga dibenak Noorkhasni (Nur Hasanah), putri sultan. Dia meminta dayangnya yang gembrot, Guli (Ida Ryada) untuk berlakon sebagai putri. Terjadilah kelucuan. Guga yang palsu dan dan Guli (palsu juga) saling jatuh cinta. Jadi, tidak ada masalah bila Dharmansyah tidak berminat, sementara Noorkhasni juga menolak pangeran (palsu). Akhirnya diresmikanlah pertunangan. Bukan saja antara Dharmansyah dan Noorkhasni, melainkan juga antara Guga dan Guli.

DUNIA GILA / 1951

 

Disutradarai bersama LILIK SUDJIO  dan MOH SAID HJ
Umar (Rd Mochtar) diusir oleh ayahnya, M. Saleh (M. Budhrasa). Lalu ia tinggal di lain tempat bersama Kumul dan Maskur. Suatu ketika Umar menolong seorang wanita, Sutinah, dari usaha perampokan. Umar menghilang setelah memberi pertolongan. Lewat Kumul, akhirnya Sutinah tahu sang penolong. Sementara itu Saleh menikah dengan seorang wanita muda bernama Rosmini (Titien Sumarni). Suatu ketika Saleh sakit keras dan Umar pun pulang menjenguk ayahnya. Disitulah diketahui bahwa Rosmini adalah anak Sutinah. Dan ternyata pula Sutinah adalah adik Uyun, pelayan M. Saleh.
PERSARI

SRIGALA TOPENG HITAM / 1953



Oleh suatu sebab, kepala suku Bongo mengusir istrinya yang sedang mengandung. Di pulau lain sang istri diangkat anak oleh seorang dewa suci. Lahirlah seorang anak perempuan, yang diberi nama Hyawathi. Setelah dewasa Hyawathi menolong Kala, pemuda dari suku Bongo. Keduanya saling jatuh cinta. Tidak lama kemudian muncul orang-orang suku Sangga, musuh suku Bongo. Terjadilah pertempuran. Turunlah si topeng hitam, yang membebaskan Hyawathi dari penculikan suku Sangga. Turun pula dewa suci dengan anak dan cucu, menghentikan pertempuran, dan mendamaikan kedua suku yang saling bermusuhan. Ternyata Kala adalah kakak kandung Hyawathi.

BINTANG SURABAJA
DJAKARTA FILM

BISSU
ANWAR
AESJAH
A. MARIE
SANI

INSPEKTUR RACHMAN / 1950

INSPEKTUR RACHMAN


Karena membunuh dan dipenjara, Mochtar (Awaludin) meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil. Setelah dewasa, Rachman (Chatir Harro), sang anak kecil itu, menjadi polisi hinga berpangkat inspektur. Ia sering mendapat tugas untuk menangkap gerombolan perampok, yang antara lain dipimpin Mochtar dan Agus (Djauhari Effendi). Sebetulnya Mochtar tahu bahwa Inspektur Rachman itu adalah anaknya. Ia bermaksud keluar dari pekerjaanya sebagai perampok itu tetapi ditentang oleh Agus. Dalam pengejaran, Agus menembak Inspektur Rachman, tetapi peluru mengenai Mochtar, yang sengaja "pasang diri" untuk melindungi anaknya. Sebaliknya peluru Rachman berhasil menembus dada Agus. Saat itulah Rachman tahu bahwa Mochtar adalah ayahnya.

ANEKA WARNA / 1949

ANEKA WARNA


Sepenggal perjalanan dua manusia jujur tapi tolol, Dul Kalong (Mochsin) dan Mat Codot (R. Busono). Mereka terlibat dalam rombongan sandiwara "Aneka Warna", yang nyaris bangkrut. Sabardi (Djauhari Effendi), pimpinan rombongan, sakit. Anaknya Sumadi (M. Riona), mengambil alih pimpinan. Secara tak sengaja Kalong dan Codot membawa Sugiharto, impresario. Diadakanlah pertunjukan untuk yang diharap memberi modal itu. Sugiharto tertarik dan bersedia membawa rombongan berkeliling.
SOUTH PACIFIC FILM

MOCHSIN
R. BUSONO
A. HAMID ARIEF
ANNIE MULYA
KARTINI RAMELAN
IDA RYADA
M. RIONA
DJAUHARI EFFENDI
D. TROUVART
DJAUHARI ARIF

DJAJA MERANA / 1954

DJAJA MERANA


Tengku Bhasar (Wahid Chan) meminang Sekar Melati (Nurhasanah), putri Sultan Tengku Perkasa. Sang putri menolak, dan memilih Mahidin (Moh. Mochtar) yang bukan bangsawan. Terjadilah adu ketangkasan antara Bhasar dan Mahidin. Mahidin unggul dari Bhasar. Bukan saja yang Bhasar yang marah, tetapi Siti Jumiatun (saudara tiri Tengku Bhasar) merasa sakit hati. Mereka lau berkomplot, menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkan Mahidin. Diantaranya membuat fitnah, sehingga Mahidin dihukum buang, dan Sekar Melati diasingkan ke sebuah istana di pegunungan. Pada suatu ketika, Sultan meninggal dunia dan Bhasar menguasai kerajaan. Disini kerap kali terjadi bentrokan antara Bhasar dengan Jamiatun. Lewat bantuan Jamiatun, Mahidin dapat membekuk Bhasar.

Jatuhlah kerajaan kepada Sekar Melati, yang lalu menyerahkannya lagi kepada Mahidin yang telah menjadi suaminya.

TENAGA KITA