Tampilkan postingan dengan label RD. ARIFFIEN 1940-1965. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RD. ARIFFIEN 1940-1965. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Juni 2011

DEWI DAN PEMILIHAN UMUM / 1954

 
 
Film ini di sutradarai RATNA ASMARA dan RD.ARIFFIEN
Menjelang pemilihan umum (pertama) 1955 terjadi kesibukan di sebuah perusahaan. Direktur perusahaan berusaha menarik suara untuknya dan/atau partainya. Dewi, biar bekerja di perusahaan itu, berusaha mencari suara buat partai lain, yang diketuai pacarnya. Demikian pula Sulastri, juga punya kekasih dari partai lain lagi, dan dengan sendirinya coba mempengaruhi orang agar memberi suara kepada partainya atau kekasihnya. Masing-masing berusaha, tapi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Senin, 07 Februari 2011

RD ARIFFIEN 1940-1965

RD ARIFFIEN

 
Kelahirab Cimahi, 1902, sejak 1923 ia aktif dalam pergerakan di serika buruh kereta api (VSTP). Ia sempat dipenjarakan sejak 1926-1929. Dan ia masuk dalam Partai Nasional Indonesia (PNI) dan dipenjarakan lagi sejak 1930-1931. Setelah itu ia masuk bidang Pers, dan 1936 ia ikut rombongan Toneel Bolero pimpinan Andjar Asmara sambil menjadi direktur harian Berita Priangan dan Sinar Psoendan. Selanjutnya ia menjadi pembantu aktif koran Keng Po dan menjadi sutradara sandiwara radio. Wartawan ini kemudian diajak bekerja oleh Union Film sebagai pembantu aktif.

Berawal dari wartawan yang menjadi orang dalam Union Film dan sebagi asisten sutradara. Dia juga menulis beberapa artikel tentang film, beberapa untuk Union Film seperti Harta Berdarah yang dinilainya sebagai keberhasilan menarik kaum terpelajar dan keluarga baik-baik ke dalam film ini yang diharapkan kaum itu juga ikut menontonnya. Selain itu juga ia menulis beberapa skenario seperti cerita legenda Sunda Tjioeng Wanara 1941.



Rd.Ariffien lah yang menarik A.K.Gani salah seorang tokoh politik yang terkenal sekali untuk main dalam film Asmara Moerni, karena ia juga berasal dari kaum pergerakan yang terjun kedalam film dengan niat agar kaum terpelajar dan keluarga baik-baik mau menonton film/terjun.



R.Ariiffien setalah menulis Tjioeng Warna pindah dari Star Film. Pindah kerja sebagai impresarion pada Shanghai Circus. Menurutnya circus lebih menyenangkan dari pada film.
 

TAKKAN LARI GUNUNG DIKEDJAR 1965 RD ARIFFIEN
Director
DEWI DAN PEMILIHAN UMUM 1954 RATNA ASMARA
Director
KONDE TJIODA 1954 RD ARIFFIEN
Director
KESEBERANG 1944 RD ARIFFIEN
Director
ASMARA MOERNI 1941 RD ARIFFIEN
Director
PENDJUAL KORAN 1960 RD ARIFFIEN
Director
LIMAPULUH MEGATON 1961 RD ARIFFIEN
Director
MERATAP HATI 1950 RD ARIFFIEN
Director
KORUPSI 1956 RD ARIFFIEN
Director
DARA KEMBAR 1960 RD ARIFFIEN
Director
DJAKARTA DIWAKTU MALAM 1954 RD ARIFFIEN
Director
KONSEPSI AJAH 1957 RD ARIFFIEN
Director
WANITA DAN SATRIA 1941 RD ARIFFIEN
Director
BERDJOANG 1943 RD ARIFFIEN
Director
GALI LOBANG TUTUP LOBANG 1955 RD ARIFFIEN
Director
WANITA INDONESIA 1958 RD ARIFFIEN
Director
APA JANG KUNANTI? 1957 RD ARIFFIEN
Director
ANTARA TUGAS DAN TJINTA 1954 BACHTIAR EFFENDY
Director
RATU KENTJANA 1955 RD ARIFFIEN
Director
KUMBANG DAN BUNGA 1961 RD ARIFFIEN
Director
TAUFAN 1952 ALI YUGO
Actor
HARTA BERDARAH 1940 R. HU
Director
HABIS MANIS SEPAH DIBUANG 1955 RD ARIFFIEN
Director
GADO-GADO DJAKARTA 1955 RD ARIFFIEN
Director Of Photography.Director
RAKJAT MEMILIH 1951 RD ARIFFIEN
Director
KEKOTA 1960 RD ARIFFIEN
Director
EULIS ATJIH 1954 RD ARIFFIEN
Director
BUDI UTAMA 1951 RD ARIFFIEN
Director
PEGAWAI NEGERI 1956 RD ARIFFIEN
Director
LAIN DULU LAIN SEKARANG 1954 RD ARIFFIEN
Director.

TAKKAN LARI GUNUNG DIKEDJAR / 1956

TAKKAN LARI GUNUNG DIKEDJAR


Kisah cinta segi tiga. Seorang istri dokter (Nani Widjaja) jatuh cinta pada seorang penyanyi populer yang tengah top (Rachmat Kartolo), padahal sang penyanyi ini sudah punya pacar sendiri (Sandra Sanger).

IFDIL FILM
TJENDRAWASIH FILM STUDIO

NANI WIDJAJA
RENDRA KARNO
DICKY ZULKARNAEN
RACHMAT HIDAYAT
W.D. MOCHTAR
SARI NARULITA

KUMBANG DAN BUNGA / 1961


Judul Aslinya adalah Bunga - Samurai.


Judul juga simpang siur, Bunga Samurai atau Bunga Sakura.
Banyak orang menyalahkan sutradaranya, kenapa mengambil cerita ke jaman Jepang, seolah mengingatkan kisah kelam rakyat saat jaman romusa. Penderitaan, kemelaratan, kemiskinan dan juga pembunuhan. Sutradara menjawab, ini film bnuat anak cucu kita untuk mengenang di mana peristiwa ini tidak mereka alami.

Film ini berkisah pencarian ibu, yang di masa jaman Jepang. Serdadu Jepang yang selalu datang ke tempat hiburan malam.


TJENDRAWASIH FILM STUDIO

DIBALIK DINDING SEKOLAH / 1961

 

Kisah tentang anak-anak keluarga miskin yang harus sekolah sambil kerja, dan berhasil.
Penulis skenarionya adalah Kotot Sukardi, dia akhirnya seniman Lekra yang saat itu karya-karya di hilangkan. Kemungkinan film ini tidak terditeksi karena masalah itu, masih belum pasti.

SI MAMANG / 1960

SI MAMANG

Dikatakan,Si Mamang (Mang Topo) itu telah bekerja pada administratur perkebunan (Ali Yugo) sejak zaman Belanda. Maka lagaknya masih berbau kolonial: angkuh terhadap orang kecil dan menjilat atasan. Tapi pemainnya adalah pelawak, hingga efeknya lucu. Ditambah lagi lagu-lagu merdu.

DARA KEMBAR / 1960

 
 
 
 
 
 
 TJENDRAWASIH FILM STUDIO

WANITA INDONESIA / 1958





APA JANG KUNANTI? / 1957

 
 
Dari Jakarta Herianto (Bambang Hermanto) pergi ke pulau Bangka. Di sini ia berkenalan dengan Amir Hamzah (Iskandar Sucarno) yang punya anak gadis Fatimah (Ellya Rosa). Setelah berumah tangga, suatu waktu Herianto ke Jakarta. Tinggallah Fatima menanti-nanti. Rupanya Herianto terpikat Kuntari (Tina Melinda). Sementara itu Amir Hamzah meninggal, dan Fatimah bangkrut karena tak bisa mengelola warisan dan akibat jiwanya yang terus gelisah karena ditinggal Herianto. Bagusnya pasaran lada meningkat hingga mendorong Herianto datang lagi ke Bangka dan secara tak sengaja ketemua Fatimah. Melihat Herianto menggandeng Kuntari, Fatimah nekat bunuh diri. Menyesal dan sedih, Herianto lari ke pantai dan... mati disambar petir.

PEGAWAI NEGERI / 1956

PEGAWAI NEGERI

Walau banyak yang meminang anaknya Rukmini (Tuty S) tapi ayahnya, Muhasim (Udjang), terus menolak. Yang diinginkannya adalah menantu pegawai negeri. Bekas pejuang yang jadi tukang becak, Soma (Bambang Hermanto) berlagak jadi pegawai negeri. Tentu saja disambut hangat oleh Muhasim, dan akhirnya dapat mempersunting Rukmini. Keadaan jadi runyam sesudah Muhasim tahu bahwa Soma cuma tukang becak.

KORUPSI / 1956

 

Muhamad terkenal jujur, tapi isteri dan ke-3 anak gadisnya terbawa arus kemewahan di luar. Terlebih lagi sesudah anak-anak itu punya calon suami, Lenny dengan Dahlan, Lastri dengan Bambang, dan Lena dengan Harjono, seorang tokoh penyelundup. Harjono, lewat Lena, berhasil memaksa Muhamad menggunakan uang negara. Disamping itu Muhamad juga menerima suap, dan karenanya sedia menandatangani surat bagi importir untuk memasukkan atau mengeluarkan barang yang sebetulnya bertentangan dengan undang-undang. Pada akhirnya Muhamad terlibat dan jatuh karena perbuatan calon menantunya.

RATU KENTJANA / 1955

 

Cerita disampaikan oleh seorang nenek kepada pengendara dan penumpang mobil yang kehabisan bensin dan mampir di rumah orang tua itu, Julaeha. Dikisahkan tentang Bastaman yang kaya dan royal. Dari isterinya, Ratu Mirah, ia punya anak Ratu Kencana, sedangkan dari isteri lain, Halimah, punya anak tiri, Gantini. Ratu Mirah meninggal dunia akibat ulah Halimah, sehingga Ratu Kencana hidup dibawah asuhan ibu tiri. Karena keborosan Bastaman, rumah terjual kepada hartawan bernama Setiawan. Pemilik baru tertarik kepada Ratu Kencana, sementara Gantini menaruh hati kepada Setiawan. Dibantu ibunya, Gantini coba menyingkirkan Ratu Kencana, sesudah Bastaman meninggal dunia. Walau gagal, tapi dendam tak kunjung padam, Gantini membunuh Setiawan, lalu bunuh diri.

Willy Wilianto (1936-1999) adalah anak Otnil Wong, yang kemudian menjadi sutradara/penulis skenario. Henny Nurwijani menggunakan nama Henny Temple, mengambil nama bintang cilik Hollywood tahun 1930an, Shirley Temple.

HABIS MANIS SEPAH DIBUANG / 1955

HABIS MANIS SEPAH DIBUANG

Judul awal: "Lidah tak Bertulang".


BINTANG SURABAJA FILM

MARDIANA
ZAINAL ABIDIN

GALI LOBANG TUTUP LOBANG / 1955

GALI LOBANG TUTUP LOBANG
Judul awal: "Djanda Kandel".


BINTANG SURABAJA FILM

GADO-GADO DJAKARTA / 1955


DJAKARTA DIWAKTU MALAM / 1954

 

Setelah ayahnya jadi korban keganasan perampok, Sriwardhani mencari nafkah sebagai biduan di "Happy World" (Lokasari). Ia berkenalan dengan Edy Sumarno. Meski ibu Edy tak setuju, Edy dan Sri menikah juga dengan paman Edy sebagai wali. Ketika Edy sakit, Sri minta uang untuk pengobatan, tapi ibu Edy memberi syarat agar Sri bercerai dari Edy. Demi suami, Sri rela. Edy sembuh dan dinikahkan oleh ibunya dengan gadis lain, meski tak saling cocok. Ibu Edy menyesal dan menyuruh Edy mencari Sri, sesudah istri pilihannya tewas dalam kecelakaan mobil.
ARDJUNA FILM COY

RAKJAT MEMILIH / 1951

WANITA DAN SATRIA / 1941

ASMARA MOERNI / 1941

ASMARA MOERNI 


Union Film berhasil menarik karena AK.Gani tokoh politik yang terkenal dan disegani saat itu main film. 

Ini karena Rd.Ariffien yang backgraundnya dari pergerakan dan wartawan, dan ia mendambakan tokoh atau orang terhormat dan terpelajar mau ikut dalam film, dan diharapkan juga kaum itu akan mau menonton film. Bagi AK.Gani sendiri terjun dan main dalam film adalah sebuah perjuangan juga, yaitu untuk meningkatkan cinta pada buatan sendiri dan percaya akan kemampuan sendiri. Hasilnya adalah menggemparkan saat film ini beredar. Terutama kaum pergerakan mengecam aksi AK.Gani ini yang menganggap terjun dan terlibat dalam film sesuatu yang merendahkan, karena film dimata mereka adalah "kumuh", karena isinya adalah anak wayang, tetapi dalam orang film sendiri menganggap AK.Gani ini sebagai pahlawan. Setelah itu ini adalah film pertama dan terakhir AK.Gani.

UNION FILM COY

DR. A.K. GANI
DJOEWARIAH

BERDJOANG / 1953


 

Film ini dibuat tahun 1943, bearti Jepang sudah menduduki Indonesia. Film ini buatan Nippon Eigasha termasuk beberapa film pendek Di Desa 1943, Di Menara (1943), Djatoeh Berakit 1944, Gelombang 1944, Hoedjan 1944, Keris pusaka 1944, ke Seberang 1944, dan film panjangnya Berdjoang .

Pembuatan ini dimulai tanggal 1 September 1943, sedangkan Rd.Ariffien selaku penulis skenario dan sutradara. Tetapi sebenarnya Bunjin Kurata yang menyutradarai dan Rd.Ariffien hanya sebagai pembantu.

Di Baledesa Legok, orang sedang asyik mendengarkan pidato seorang Soco yang mengobarkan semangat untuk memasuki balatentara. Diantaranya terdapat pemuda Saman (Sambas) dan Anang (Moh.Mochtar) yang ingin berkorban untuk membela tanah air. Karena Saman kakinya pincang, maka tidak bisa mendaftar sebagai Heiho (serdadu Jepang). Saman dan Anang bersahabat erat, antara lain karena kekasih Anang, Hasanah (Dahlia) adalah adik Saman. Ahmad (Chatir Harro) seorang pemuda terpelajar yang tinggal sekampung dengan Anang dan Saman, tealh terpikat juga pada kecantikan Hasanah. Tetapi sebaliknya, Hasanah tidak tertarik Ahmad pemuda pemalas dan perkau tidak baik. Ahmad juga tidak mau mendengarkan ajakan Saman dan Anang untuk masuk Heiho.


Anang kemudian menjadi Heiho yang terkemuka. Karena rajin maka ia diangkat menjadi Hanco, Adapun Saman yang tidak bisa menjadi prajurid tidak putus asa mencari jalan keluar agar bisa menyumbangkan tenaganya kepada pemerintah. Ia bekerja di perusahaan Ceremai milik Gozali (Mahmud) seorang hartawan dan pemurah. Semula ia hanya menjadi kuli lepas, tetapi diangkat menjadi mandor. Selanjutnya menjadi mandor besar. Karena kecakapannya dan kejujurannya, Saman diangkat sebagai kuasa perusahaan Ceremai dibawah putri Gozali, Nani (R.A.Pulunggana) Perusahaan Ceremai semakin maju. Yang diutamakan adalah keperluan Pemerintah, umpamanya kopi, teh, kapas dan sebagainya. Ini sesuai dengan cita-cita Saman yang ingin menyumbangkan tenaganya digaris belakang. Takdir menemukan Saman dan Nani menjadi suami istri. Mereka memiliki tujuan yang sama, berguna bagi negeri dan masyarakat. Hasanah tetap setia menanti Anang, meski pun Ahmad sudah sering mengatakan bahwa Anang telah meninggal di Jakarta ditabrak mobil.

Ternyata Hanco Anang sudah kembali ke kampungnya bersama prajuritnya, mendatangi Saman. Distu ia ketemu Hasanah. Saman menerangkan bahwa ia tidak bisa menjadi prajurit, tetapi berhasil dalam pertanian. Hanco Anang setuju. Kemudian Anang minta maaf sama Saman, karena kepincanganya adalah akibat kesalahan mereka ketika masa kecil. Ketika mereka bercakap itu terdengar teriakan Maling!!!. Diluar orang sedang mengejar seseorang. Anang ikut mengejar, yang diteriaki maling tertangkap, dan orang itu Ahmad. Ia mencuri di kantor Gozali. Atas perintah Saman, kuasa perusahaan Gozali, Ahmad dilepaskan. Tapi sempat juga mendapat beberapa pukulan dari Anang. Suara terompet berbunyi, Hanco Anang harus pergi kembali untuk berjuang. Saman, Hasanah dan Nani melihat kepergian Hanco Anang dengan penuh semangat dan gembira.

Salah satu yang menarik dari film propaganda ini, adalah tokoh antagonisnya malah pemuda terpelajar. Padah sebelum perang tokoh utama adalah dari kaum terpelajar. Contohnya Tokoh A.K.Gani dalam Asmara Moerni tokoh yang mau berjuang, sedangkan di Berdjoang tokoh Ahmad yang terpelajar tidak mau berjuang. Malah ia diperosokan sebagi pencuri. Malah anak desa Anang yang diangkat menjadi pahlawan. Terbayang adanya antipati pada mereka yang menerima pendidikan barat dan menjadi sangat kagum akan pendidikan barat. Diangkatnya anak kampung sebagai pahlawan adalah suatu trobosan yang luar biasa. Dan pada kenyataanya banyak anak desa yang masuk PETA (pembela Tanah Air) termasuk Jendral Besar Sudirman.


PERSAFI