Tampilkan postingan dengan label TERTEMBAKNYA SEORANG RESIDIVIS / 1985. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TERTEMBAKNYA SEORANG RESIDIVIS / 1985. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Februari 2011

TERTEMBAKNYA SEORANG RESIDIVIS / 1985


Wawan (Barry Prima) anak yatim piatu yang tumbuh di tengah kaum gelandangan dan pencoleng. Bersama teman-temannya dia harus menyetor uang pada bos mereka, yang kejam dan senang menyiksa bila setoran dirasa kurang mencukupi. Keadaan ini terbawa saat dia dewasa dan mulai menegakkan bendera sendiri, meski tetap bekerja untuk seorang bos. Kadar kejahatannya tidak yang kecil-kecilan lagi. Hanya satu pantangannya, tidak membunuh. Pantangan ini terlanggar, saat dia merampok rumah seorang pedagang emas. Sirene ambulans yang disangka polisi membuat anak gadis pedagang yang sembunyi di dalam kamar, lari keluar. Wawan panik dan menembaknya hingga mati. Ia sempat menaroh bunga di pusara korbannya. Peristiwa ini menghantui terus, dan dengan dorongan pacarnya, Suci (Wieke Widowati) yang dikenalnya di tempat pelacuran, Wawan berniat mengundurkan diri dari dunia kejahatan. Dia bekerja sebagai buruh kasar di sebuah proyek bangunan. Kawan-kawannya khawatir dia akan berkhianat, maka mereka merencanakan akan menyingkirkan Wawan. Saat Wawan dikeroyok temannya, Daniel (Advent Bangun) kawan sekerjanya membantunya.

Daniel yang mengaku preman Surabaya mengajak melakukan kejahatan kembali, tapi Wawan menolak. Bersama Suci, ia ingin pulang ke desa. Namun niat itu tak kesampaian. Dalam suatu perjalanan bersama dengan Daniel, tahulah dia bahwa Daniel adalah intel polisi. Daniel mempunyai dendam kepada Wawan, karena korban yang ditembaknya dulu adalah calon istrinya. Wawan bertekad menyerahkan diri pada polisi. Sesampai di rumah, didapatinya Suci mati disiksa. Maka berangkatlah Wawan dan Daniel menantang bekas kawan-kawan Wawan. Setelah berhasil menghabisi gerombolan penjahat itu, Wawan mengosongkan pelurunya dan menantang duel Daniel. Wawan terkapar. Ia merasa telah menebus dosanya.